Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kue Lupis Betawi, Kudapan Tradisional yang Manis
15 Februari 2025 21:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sejarah Kue Lupis Betawi, Unsplash/Firas Firdaus Ramadhan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jm176pkcemkfe14gy4jqkztn.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kue lupis identik dengan taburan kelapa dan gula Jawa cair yang menghasilkan rasa manis dan legit. Makanan yang satu ini biasanya disantap saat sarapan atau sebagai camilan.
Umumnya kue lupis berwarna putih kehijauan di mana warna kehijauannya didapatkan dari daun pisang yang digunakan sebagai pembungkusnya tetapi ada juga kue lupis yang keseluruhannya berwarna hijau karena menggunakan campuran daun pandan.
Sejarah Kue Lupis Betawi
Dikutip dari buku Filosofi dan Histori Budaya dan Makanan Tradisional Nusantara, Dr. Saeful Kurniawan, M. Pd. I., (2024:32-33), dalam sejarah kue lupis Betawi, diceritakan kue lupis sudah ada sejak zaman Belanda.
Kue ini juga diklaim menjadi penganan asal beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta, Lumajang atau Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Jawa diketahui kompak menyebut makanan ini dengan sebutan lopis. Hingga kini, lupis masih bertahan eksistensinya bersama dengan kue tradisional lainnya. Biasanya kue ini dijajakan di pasar-pasar pada pagi hari bersama dengan klepon dan cenil.
Karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, kue lupis cocok dijadikan menu sarapan. Tidak hanya manis, bagi masyarakat Jawa, kue lupis juga memiliki makna filosofis tersendiri. Tekstur lengket dari kue lupis memiliki arti rasa eratnya persaudaraan.
Dalam sejarah kue lupis Betawi, bahan baku kue lupis yang terbuat dari ketan melambangkan persatuan yang sesuai dengan makna dari nama ketan itu sendiri, yakni ‘kraketan’.
Kraket berarti erat. Setiap butir ketan yang telah direbus akan lengket satu sama lain sehingga menjadi satu.
ADVERTISEMENT
Hal ini melambangkan bahwa sebagai sesama manusia harus saling peduli dan mengingatkan kepada kebaikan. Selain itu, warna beras ketan yang putih bersih melambangkan kesucian hati.
Bungkus kue lupis yang terbuat dari daun pisang berwarna hijau melambangkan kemakmuran.
Kue lupis juga berinovasi dengan menambahkan beberapa inovasi rasa. Kue ini berinovasi dengan menambahkan parutan keju sebagai pengganti parutan kelapa. Selain keju, ada juga toping biskuit oreo, siraman susu kental manis, dan taburan bubuk milo.
Sejarah kue lupis Betawi menunjukkan bahwa warisan kuliner tradisional memiliki daya tarik yang tak lekang oleh waktu.
Dengan cita rasa sederhana tetapi autentik, kue ini terus dilestarikan dan dinikmati oleh berbagai kalangan, baik sebagai camilan sehari-hari maupun dalam perayaan khas budaya Betawi. (Mey)
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Filosofi Klepon, Jajanan Tradisional Jawa