Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kue Talam, Kuliner Tradisional yang Penuh Makna
15 Februari 2025 21:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sejarah Kue Talam. pexels/Pavel Danilyuk](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jm3tp248cd57d5sg67zavq7r.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kuliner dan Identitas Budaya Indonesia, Riwanto Tirtosudarmo, 2010:87, kue talam berasal dari pengaruh kuliner Tionghoa yang kemudian berakulturasi dengan budaya lokal di Indonesia.
Kue ini sering disajikan dalam berbagai upacara adat dan perayaan sebagai simbol kebersamaan.
Filosofi dan Makna Kue Talam
Selain rasanya yang lezat, sejarah kue talam juga mencerminkan perpaduan budaya yang kaya dalam kuliner Nusantara.
Sejarah kue talam tidak hanya mencerminkan perjalanan kuliner, tetapi juga sarat dengan filosofi kehidupan.
Dikutip dari buku Tradisi Kuliner Nusantara, Sri Haryati, 2015:112, tekstur kue talam yang kenyal dan lengket melambangkan hubungan erat antarmanusia. Sementara itu, kombinasi rasa manis dan gurih mencerminkan keseimbangan hidup yang penuh suka dan duka.
ADVERTISEMENT
Dalam budaya Betawi, kue talam kerap dihidangkan sebagai simbol penghormatan kepada tamu dan keluarga.
Kue ini juga sering disajikan dalam acara adat seperti pernikahan, khitanan, dan syukuran sebagai tanda doa baik dan harapan akan hubungan yang harmonis.
Sejarah kue talam pun berkaitan erat dengan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
Variasi dan Penyebaran
Seiring berkembangnya kuliner Nusantara, kue talam mengalami banyak variasi.
Bahan dasar utama kue talam adalah tepung beras, tepung tapioka, santan, dan gula merah. Namun, berbagai daerah memiliki inovasi tersendiri, seperti kue talam ubi, pandan, hingga durian.
Selain itu, sejarah kue talam juga menunjukkan bahwa kue ini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Meski terdapat variasi dalam bahan dan bentuk, prinsip dasar pembuatan kue talam tetap sama, yakni menggunakan dua lapisan dengan rasa yang berpadu sempurna.
Sejarah kue talam menunjukkan bahwa kuliner bukan sekadar makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang penuh makna.
Kue ini telah menjadi bagian dari tradisi dan terus dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Dengan berbagai variasinya, kue talam tetap mempertahankan cita rasa dan filosofi yang telah diwariskan sejak dahulu.
Sebagai warisan kuliner Nusantara, kue talam menjadi bukti bahwa makanan dapat merepresentasikan nilai-nilai budaya dan kehidupan sosial yang terus berkembang. (Mona)