Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Sejarah Makam Kampung Bandan dalam Penyebaran Agama Islam
30 Maret 2025 9:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kampung Bandan adalah sebuah wilayah yang berada di kawasan Jakarta. Sejarah Makam Kampung Bandan di wilayah ini ada kaitannya dalam penyebaran agama Islam Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari situs web linguistik.fib.ui.ac.id, Kampung Bandan adalah tempat orang-orang Banda.
Nama Kampung Bandan tidak berubah sejak masa kolonial. Pada waktu Jan Pieterszoon Coen marah dan terjadi genosida terhadap orang-orang Banda. Sisa penduduk yang ditangkap kemudian ditaruh di pemukiman yang sekarang kita sebut Kampung Bandan.
Sejarah Makam Kampung Bandan
Sejarah Makam Kampung Bandan dalam penyebaran agama Islam menarik untuk diketahui. Kampung Bandan sendiri memiliki luas 6,3 hektar dan berbatasan dengan Jalan Lodan Raya dan jalan tol di sisi selatan.
Dikutip dari Mewujudkan Kampung Bandan sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism, oleh Desy et al, (2017), Kampung Bandan memiliki masjid bersejarah.
Masjid ini menjadi daya tarik kawasan sebagai tempat berziarah bernama Masjid Jami Al-Mukaromah. Masjid Al-Mukaromah ini dibangun oleh Sayid Abdul Rahman bin Alwi as-Syatiri pada tahun 1789.
ADVERTISEMENT
Masjid tersebut menjadi tempat peristirahatan tiga ulama besar, yaitu Habib Mohammad Bin Umar Alqudsi, Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’Alawi, dan Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri.
Ketiga ulama besar tersebut adalah tokoh penyebar agama Islam yang kini dikeramatkan. Menurut Habib Alwi Bin Ali Asy-Syathri, Ketua Masjid Kramat Kampung Bandan, ketiga makam tersebut adalah makam tertua yang ada di Jakarta.
Usia salah satu makam bahkan sudah mencapai 307 tahun. Untuk menghormati makam dua habib yang telah dimakamkan sebelumnya, Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri memutuskan mendirikan tempat ibadah di lokasi tersebut.
Akhirnya, masjid itu pun dibangun sekitar tahun 1879. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bangunan ini diperluas menjadi masjid yang mampu menampung lebih banyak jamaah untuk beribadah serta para peziarah makam.
ADVERTISEMENT
Masjid ini menjadi signifikasi historis terhadap Kampung Bandan. Bangunan ini direnovasi dan diperluas pada tahun 1972 oleh Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, dan keberadaannya tetap dipertahankan hingga saat ini.
Demikianlah sejarah Makam Kampung Bandan dalam penyebaran agama Islam. Dengan adanya bangunan dan makam bersejarah tersebut perlu mengupayakan untuk melestarikannya. (IF)