Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Masjid Sunan Kalijaga dalam Penyebaran Islam di Jawa
1 Februari 2025 17:59 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Karya seni dan budayanya pun mencerminkan nilai-nilai Islam yang mudah diterima oleh masyarakat setempat.
Sejarah Masjid Sunan Kalijaga dalam Penyebaran Islam di Jawa
Dikutip dari menara.baznas.go.id, sejarah Masjid Sunan Kalijaga dimulai dengan peran Sunan Kalijaga sebagai salah satu anggota Wali Songo, yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Sunan Kalijaga yang bernama asli Raden Said ini berdakwah di wilayah Demak, Jawa Tengah. Meninggalkan banyak jasa yang masih terjaga hingga kini.
Salah satunya pendirian masjid yang dikaitkan dengan perjalanan dan dakwahnya, di antaranya adalah Masjid Kadilangu di Demak dan Masjid Kedondong di Kulon Progo.
Perjalanan Sunan Kalijaga bermula dari pendirian Masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak, menjadi salah satu masjid tertua yang didirikannya.
ADVERTISEMENT
Masjid ini berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan dakwah bagi Sunan Kalijaga.
Dikenal sebagai langgar (surau) sebelum berkembang menjadi masjid, tempat ini menjadi cikal bakal bagi pengembangan Masjid Agung Demak.
Meskipun waktu pendiriannya belum diketahui pasti, prasasti yang ditemukan mencatat renovasi masjid ini pada tahun 1564 M oleh Pangeran Wijil, penerus Sunan Kalijaga.
Keberadaan Masjid Kadilangu menunjukkan bagaimana Sunan Kalijaga berkontribusi dalam membangun fondasi komunitas Muslim di Jawa Tengah.
Selain itu, pendirian Masjid Kedondong di Kulon Progo, Yogyakarta, juga dikenal sebagai Masjid Sunan Kalijaga, didirikan pada tahun 1477 M dan menjadi simbol penyebaran Islam di daerah tersebut.
Pembangunan masjid ini berawal ketika Sunan Kalijaga yang beristirahat di dekat Sungai Tinalah dan memerintahkan muridnya, Adipati Terung, untuk mendirikan masjid di lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski lokasi awalnya terlalu dekat dengan sungai dan dipindahkan 100 meter ke timur, masjid ini tetap berdiri hingga kini dan menjadi tempat ibadah bagi masyarakat setempat.
Dalam dakwahnya, Sunan Kalijaga melibatkan masyarakat lokal dan mengajarkan nilai-nilai Islam dengan cara yang mudah dipahami.
Masjid-masjid yang didirikan Sunan Kalijaga tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai warisan budaya yang menggambarkan sejarah panjang penyebaran Islam di Jawa.
Dari sejarah Masjid Sunan Kalijaga ini menunjukkan bagaimana Islam berkembang dengan menggabungkan elemen budaya lokal.
Hal ini membuat Islam dapat diterima oleh masyarakat yang sebelumnya menganut kepercayaan tradisional dan pemahaman mistis.
Itulah sejarah Masjid Sunan Kalijaga, di berbagai lokasi yang menjadi saksi bisu perjalanan penyebaran agama Islam di Jawa, menandai transformasi spiritual dan sosial masyarakat pada masa itu. (Rizki)
ADVERTISEMENT