Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Monumen Bambu Runcing di Surabaya, Jawa Timur
10 Januari 2025 12:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Tepi Waktu “Jejak Sejarah di Destinasi Wisata”, Hajidah Fildzahun Nadhilah Kusnadi, dkk., (2024:48), bambu runcing memiliki makna simbolis tersendiri yang menggambarkan simbol semangat patriotisme.
Dikutip dari buku Monumen, Teguh Purwantari, (2023:16), Monumen Bambu Runcing juga dilengkapi dengan taman yang ditanami berbagai macam tanaman hias yang mempercantik monumen tersebut.
Sejarah Monumen Bambu Runcing
Dikutip dari buku Tepi Waktu “Jejak Sejarah di Destinasi Wisata”, Hajidah Fildzahun Nadhilah Kusnadi, dkk., (2024:48-49), sejarah Monumen Bambu Runcing dimulai dari masa revolusi (1945-1949) di mana salah satu peristiwa yang terkenal adalah pertempuran 10 November.
Pada saat melawan penjajah Inggris, para pemuda Surabaya atau yang dapat disebut arek-arek Suroboyo ini dengan gagah dan berani melawan para penjajah tersebut hanya dengan menggunakan bambu runcing.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi yang menjadi lawan saat itu adalah para penjajah yang menggunakan senjata yang lebih modern.
Termasuk sejarah Monumen Bambu Runcing, demi mengingat perjuangan para pahlawan dan arek-arek Suroboyo ini, dibangunlah monumen yang ikonik yang bernama Monumen Bambu Runcing.
Monumen ini diketahui berada di jantung Surabaya, tepatnya di Jalan Panglima Sudirman.
Sebagai salah satu tempat yang ikonik di Surabaya, Monumen Bambu Runcing menarik banyak para wisatawan yang tertarik dengan bentuknya yang terdiri dari 5 bambu runcing dan juga cerita yang menarik di baliknya.
Bambu runcing ini menjadi senjata andalan para pejuang. Alasan bambu runcing dipilih adalah karena mudah didapatkan, murah, dan efektif untuk pertarungan jarak dekat.
Senjata bambu runcing digunakan sebagai alat perjuangan, berangkat dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang, sementara perjuangan harus dilanjutkan terutama setelah Indonesia merdeka.
ADVERTISEMENT
Musuh Indonesia setelah proklamasi masih banyak dan mempunyai kekuatan besar, seperti Jepang yang masih bercokol, Belanda yang ingin kembali berkuasa, dan sekutu yang juga akan menjajah menggantikan Jepang dan Belanda.
Dikutip dari buku Monumen, Teguh Purwantari, (2023:16), monumen yang terdiri atas 5 bambu yang diruncingkan ujungnya tersebut didesain khusus seperti air mancur yang mengalir dari atas bambu runcing pada saat tertentu saja.
Dikutip dari buku SEJARAH KOTA SURABAYA, Priyo Jatmiko, (2018:18), monumen ini adalah simbolisasi patriotisme arek-arek Suroboyo di masa perjuangan membela tanah air.
Sejarah Monumen Bambu Runcing tidak hanya mengingatkan akan semangat juang para pahlawan tetapi juga menginspirasi generasi masa kini untuk terus menjaga dan menghargai nilai-nilai kemerdekaan. (Mey)
ADVERTISEMENT