news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sejarah Nasi Ulam, Hidangan Legendaris Khas Betawi

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
22 Maret 2025 9:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Nasi Ulami, Unsplash/Inna Safa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Nasi Ulami, Unsplash/Inna Safa
ADVERTISEMENT
Sejarah nasi ulam menarik karena mencerminkan bagaimana makanan sederhana dapat berkembang menjadi hidangan khas yang diwariskan dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Selain nasi uduk, olahan nasi gurih khas Betawi yang tidak kalah terkenal adalah nasi ulam. Perbedaan nasi ulam dan nasi uduk ada pada proses memasaknya, yaitu tidak menggunakan santan.
Dikutip dari situs web kemenparekraf.go.id, untuk memberikan rasa lezat, harum, dan gurih, nasi ulam dimasak dengan campuran serai, lengkuas, jahe, dan daun salam.

Sejarah Nasi Ulam

Ilustrasi Sejarah Nasi Ulami, Unsplash/Inna Safa
Dikutip dari situs web p2k.stekom.ac.id dan kemenparekraf.go.id, dalam sejarah nasi ulam, hidangan ini berasal dari khazanah hidangan Melayu. Selain itu, terdapat banyak resep dan variasi yang ditemukan, baik di Indonesia maupun Malaysia.
Nasi ulam memiliki sejarah panjang yang berasal dari tradisi kuliner Melayu dan Tionghoa peranakan di Nusantara dan Semenanjung Malaysia.
Hidangan ini awalnya berkembang sebagai makanan rakyat yang memanfaatkan rempah-rempah dan dedaunan segar untuk menambah cita rasa dan manfaat kesehatan.
ADVERTISEMENT
Dalam budaya Melayu, nasi ulam telah dikenal sejak zaman kerajaan-kerajaan lama di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Pengaruh Tionghoa peranakan membawa tambahan seperti ebi dan serundeng kelapa.
Seiring waktu, nasi ulam berkembang menjadi berbagai variasi sesuai dengan daerahnya, seperti di Betawi dan Sumatera.
Dalam sejarah nasi ulam, di Indonesia, nasi ulam dapat ditemukan dalam seni kuliner suku Betawi ataupun suku Melayu di Sumatera. Nasi ulam juga ditemukan di Bali.
Nasi ulam Betawi memiliki dua jenis varian, yakni nasi ulam berkuah atau basah yang berasal dari Jakarta Pusat dan Utara, serta nasi ulam kering atau tidak berkuah yang ditemukan di Jakarta Selatan.
Nasi ulam basah disajikan dengan siraman kuah semur tahu atau kentang. Meski nasi ulam kering tanpa siraman kuah semur tetapi rasanya tetap gurih dan enak.
ADVERTISEMENT
Ciri khas nasi ulam disajikan dengan taburan bubuk kacang tanah, bihun, serundeng, kemangi, emping, dan berbagai lauk lainnya seperti telur, tahu, tempe, dan perkedel.
Hingga kini, nasi ulam tetap menjadi bagian dari warisan kuliner yang melambangkan perpaduan budaya dan kearifan lokal dalam mengolah bahan alami.
Sejarah nasi ulam menunjukkan bagaimana kuliner dapat berkembang seiring waktu, tetap bertahan, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat. (Mey)