Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Natal dan Tradisinya di Indonesia
18 Desember 2024 19:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Natal, perayaan kelahiran Yesus Kristus, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya umat Kristiani. Perayaan natal diadakan dengan berbagai tradisi di negara ini. Ketahui sejarah natal di setiap tradisinya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari penelitian berjudul Makna Teologi Parayaan Natal Yesus Kristus oleh Marselino C.R., Natal dirayakan oleh umat Kristen untuk memperingati akan kasih karunia Allah yang luar biasa dalam kehidupan umat manusia.
Merayakan natal adalah tindakan rasa syukur atas karya Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan.
Sejarah Natal Singkat
Perayaan natal ini tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga telah menjelma menjadi sebuah tradisi budaya yang kaya dan unik.
Seiring berjalannya waktu, tradisi Natal ini beradaptasi dan bercampur dengan budaya lokal, melahirkan perayaan Natal yang khas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Asal mula dari perayaan Natal sendiri sangat berkaitan dengan kelahiran Yesus Kristus. Kelahiran Yesusini juga dianggap sebagai peristiwa yang unik dan sakral. Hal tersebut karena Tuhan rela merendahkan dirinya menjadi sama seperti manusia.
Perayaan Natal yang dirayakan oleh umat Kristiani berasal dari sebuah tradisi yang dilakukan oleh bangsa Romawi. Dimana mereka merayakan hari lahirnya Dewa Matahari setiap tanggal 25 Desember.
Tradisi mereka tersebut membawa pengaruh yang besar bagi bangsa-bangsa lain untuk mengikuti tradisi bangsa Romawi. Peringatan hari Natal pada 336 SM pada kalender Romawi kuno di tanggal 25 Desember.
Sebagian orang-orang menghias rumah dan melakukan tukar kado serta bernyanyi bersama. Hal tersebut menjadi kebiasaan yang dilakukan pada hari Natal.
Pada tahun 1800-an terdapat kebiasaan baru yaitu menghias pohon Natal dan mengirimkan kartu kepada anak, saudara, dan teman serta keberadaan Santo Nikolas sebagai lambang usaha saling memberi juga digantikan dengan Santa Claus (Sinterklas) di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan inilah yang juga dilakukan oleh umat Krsitiani di berbagai dunia, termasuk Indonesia.
Tradisi Natal di Indonesia
Dikutip dari laman www.worldhistory.org, tradisi Natal tentunya terus berkembang dengan tambahan seperti Rudoplh si rusa kutub berhidung merah, anak-anak bertemu Sinterklas di pusat perbelanjaan lokal, dan kalender adven coklat.
Sekarang ini, beberapa hal banyak berubah, namun tradisi yang sudah berjalan selama berabad-abad dalam merayakan Natal berlanjut setiap tahun untuk memukau dan menginspirasi seperti sebagaimana yang sudah dilakukan.
Berikut adalah beberapa tradisi natal yang dilakukan di Indonesia.
Ibadah Malam Natal
Puncak perayaan Natal adalah ibadah malam Natal yang dilakukan di gereja-gereja. Jemaat berkumpul untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus melalui nyanyian pujian, pembacaan Alkitab, dan khotbah.
Pertukaran Kado
Memberikan kado merupakan tradisi yang sangat populer saat Natal. Kado diberikan sebagai simbol kasih sayang dan perhatian kepada orang-orang terkasih.
ADVERTISEMENT
Pohon Natal
Pohon Natal menjadi simbol utama perayaan Natal. Pohon cemara yang dihias dengan lampu-lampu warna-warni, bola-bola, dan bintang di puncaknya menjadi pusat perhatian di setiap rumah yang merayakan Natal.
Dekorasi Natal
Selain pohon Natal, rumah-rumah juga dihias dengan berbagai macam dekorasi Natal seperti lampu-lampu, lonceng, dan gambar Santa Claus.
Kunjungan Natal
Mengunjungi keluarga dan teman menjadi tradisi yang menyenangkan saat Natal. Mereka saling berbagi cerita dan kebahagiaan.
Hidangan Natal
Tumpukan makanan khas Natal seperti kue kering, nastar, dan kolak menjadi hidangan wajib saat Natal.
Oprah
Jika di beberapa daerah, terutama di Papua, terdapat tradisi bakar batu (oprah) yang dilakukan setelah ibadah Natal. Babi dan ubi jalar dimasak di dalam lubang tanah yang dipanaskan dengan batu.
Perayaan Natal di Indonesia tidak hanya menjadi momen bagi umat Kristiani untuk berkumpul dan bersukacita, tetapi juga menjadi simbol toleransi antarumat beragama.
ADVERTISEMENT
Umat beragama lain seringkali turut merayakan Natal bersama umat Kristiani, menunjukkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Natal di Indonesia merupakan perpaduan yang harmonis antara tradisi agama dan budaya. Perayaan ini tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat semangat persatuan bangsa.
Demikian sejarah Natal dan tradisi perayaannya di berbagai daerah di Indonesia. (Pau)