Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Pembangunan Monas, Tugu Ikonik di Jakarta Pusat
7 Februari 2025 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Monumen Nasional (Monas) merupakan salah satu simbol kemerdekaan Indonesia yang memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam. Sejarah pembangunan Monas dimulai pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jurnal Kepariwisataan, Susilo & Angelia Rantya A. S., (2015: 55), Tujuan pembangunan Monas adalah untuk mengenang dan menjaga warisan perjuangan bangsa Indonesia selama revolusi kemerdekaan 1945.
Sejarah Pembangunan Monas di Jakarta Pusat
Monas terdiri dari pilar setinggi 132 meter yang di puncaknya terdapat api emas yang melambangkan semangat perjuangan yang tak pernah padam. Berikut adalah sejarah pembangunan Monas yang dibagi dalam tiga tahap.
1. Tahap Pertama
Tugu ikonik yang terletak di Jakarta Pusat ini dibangun di area seluas 80 hektar oleh arsitek Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan Ir. Rooseno sebagai konsultan. Tahap pertama pembangunan dilaksanakan antara tahun 1961 hingga 1965.
Proses pembangunan secara resmi dimulai oleh Presiden Soekarno dengan menancapkan pasak beton pertama. Sebanyak 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan, sementara 360 pasak bumi ditanam untuk mendukung fondasi museum sejarah nasional.
ADVERTISEMENT
Dinding museum di bagian dasar bangunan selesai pada Oktober 1962, dan pembangunan obelisk selesai pada Agustus 1963. Setelah itu, pembangunan dihentikan.
2. Tahap Kedua
Pembangunan tahap kedua berlangsung antara tahun 1966 hingga 1968. Namun, tahap ini terpaksa dihentikan karena terjadinya Gerakan 30 September 1965 dan upaya kudeta terhadap presiden.
3. Tahap Ketiga
Pembangunan tahap terakhir dilaksanakan antara tahun 1969 hingga 1976, yang mencakup penambahan diorama di museum sejarah. Monumen ini secara resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Indonesia Soeharto.
Lapangan Monas telah mengalami lima kali pergantian nama, yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekitarnya terdapat taman, dua kolam, dan beberapa lapangan untuk berolahraga.
ADVERTISEMENT
Pada bagian luar yang mengelilingi monumen, setiap sudutnya dihiasi dengan relief timbul. Relief ini dimulai di sudut timur laut dan berputar searah jarum jam menuju sudut tenggara, menggambarkan sejarah Indonesia dari Nusantara hingga Indonesia modern.
Demikianlah sejarah pembangunan Monas di Jakarta Pusat . Monumen ini tidak hanya sebagai simbol kemerdekaan, tetapi juga sebagai tempat bersejarah yang menyimpan berbagai koleksi dan informasi mengenai perjalanan bangsa Indonesia. (Nabila)