Konten dari Pengguna

Sejarah Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada 1948

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
13 Januari 2024 21:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi Pemberontakan DI/TII (Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Pemberontakan DI/TII (Pexels)
ADVERTISEMENT
Sejarah Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada 1948 adalah sebuah intrik dan dari perjuangan ideologis.
ADVERTISEMENT
Dengan didominasi oleh cita-cita untuk mengubah dasar negara menjadi negara Islam, pemberontakan ini menciptakan gelombang ketidakpuasan dan perlawanan di berbagai wilayah Indonesia.

Mengenal DI/TII

ilustrasi Pemberontakan DI/TII (Pexels)
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah gerakan pemberontakan ideologis yang berusaha mengubah dasar negara menjadi negara Islam.
Terjadi di Jawa Barat pada tahun 1948-1949, di bawah kepemimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, gerakan ini meluas hingga ke wilayah lain seperti Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Mengutip buku IPS Terpadu, Kartosuwryo sendiri dikenal sebagai tokoh pergerakan Nasional yang cukup terkemuka di masa pra kemerdekaan, dan memiliki kedekatan dengan Hos Tjokroaminoto.

Berbagai Aspek Sejarah Pemberontakan DI/TII

Pemberontakan DI/TII tidak hanya mencakup perjuangan bersenjata, tetapi juga melibatkan faktor-faktor sejarah yang membentuk gerakan perlawanan tersebut.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah berbagai hal penting mengenai sejarah dari Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat:

1. Ketidakpuasan Kartosuwiryo terhadap Perjanjian Renville

Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948 yang memaksa TNI untuk mengosongkan beberapa wilayah di Jawa Barat, yang menyebabkan ketidakpuasan Kartosuwiryo terhadap kesepakatan tersebut.

2. Pandangan Kartosuwiryo Mengenai Agresi Militer Belanda II

Ketika Belanda menangkap Soekarno dan Hatta dalam Agresi Militer Belanda II, Kartosuwiryo percaya bahwa Republik Indonesia telah runtuh, mendorongnya untuk mengambil tindakan untuk mendirikan sebuah negara yang baru.

3. Dicetuskan pada Konferensi Umat Islam

Pada tanggal 10-11 Februari 1948, Kartosuwiryo mengadakan Konferensi Umat Islam di Tasikmalaya, mencapai kesepakatan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
Dalam konteks ini, dibentuk pula Tentara Islam Indonesia (TII) sebagai bagian dari gerakan perlawanan yang terkait dengan NII.
Saat Yogyakarta diserang Belanda dalam Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948, DI/TII mulai memobilisasi propaganda dan memimpin perang suci sebagai bentuk perlawanan terhadap Belanda.
ADVERTISEMENT

4. Akhir DI/TII Jawa Barat

Pada tanggal 8 Desember 1950, DI/TII resmi dinyatakan sebagai organisasi yang dilarang, dan upaya keras dilakukan untuk menghancurkannya di Jawa Barat.
Kodam VI Siliwangi melakukan operasi intensif dengan strategi pagar betis, berhasil menangkap Kartosuwiryo yang kemudian dihukum mati.
Sejarah Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, telah mencerminkan konflik dan perubahan besar dalam dinamika politik Indonesia.
Meskipun berakhir dengan pelarangan dan penumpasan, pemberontakan ini meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, menggambarkan perlawanan atas dasar ideologis yang melekat pada periode tersebut. (AZZ)