Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Perayaan Imlek Suku Tionghoa
18 Januari 2025 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Imlek adalah perayaan yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Sebagai salah satu tradisi yang sudah berusia ribuan tahun, sejarah perayaan Imlek memiliki banyak cerita dan makna yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Dalam perayaan ini, masyarakat Tionghoa merayakan tahun baru berdasarkan kalender lunar yang jatuh pada bulan pertama, sekitar Januari atau Februari. Perayaan Imlek juga terkait erat dengan kepercayaan dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
Asal Usul Sejarah Perayaan Imlek
Sejarah perayaan Imlek dimulai dari legenda tentang Nian, seekor makhluk mitologi yang menakutkan. Nian dikatakan datang setiap tahun untuk memangsa manusia dan hewan-hewan, sehingga masyarakat Tionghoa berusaha mencari cara untuk mengusirnya.
Masyarakat Tionghoa menemukan bahwa suara keras, cahaya, dan warna merah dapat menakut-nakuti Nian.
Itulah sebabnya, selama perayaan Imlek, orang-orang menyalakan petasan, memasang lampion merah, dan mengenakan pakaian berwarna merah sebagai simbol perlindungan dan untuk mengusir nasib buruk.
Selain itu, perayaan Imlek juga berkaitan dengan tradisi agraris yang mengucapkan rasa syukur atas hasil panen. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa Imlek merupakan waktu untuk memohon berkah, keberuntungan, dan kelimpahan rezeki di tahun yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Tahun baru ini menjadi saat yang tepat untuk membersihkan rumah dari segala kotoran dan energi negatif, serta berdoa untuk kesehatan dan kemakmuran keluarga.
Tradisi dan Ritual yang Menyertai Perayaan Imlek
Seiring berjalannya waktu, perayaan Imlek tidak hanya dipenuhi oleh mitos dan kepercayaan, tetapi juga oleh berbagai ritual dan tradisi yang memiliki makna mendalam. Salah satunya adalah reuni keluarga.
Pada malam tahun baru, keluarga-keluarga Tionghoa berkumpul untuk makan malam bersama, yang seringkali berisi hidangan-hidangan khas, seperti ikan, ayam, dan makanan manis yang melambangkan harapan akan rezeki yang melimpah di tahun yang baru.
Pada hari pertama Imlek, banyak orang Tionghoa melakukan ziarah ke makam keluarga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Selain itu, salah satu tradisi yang paling ditunggu-tunggu adalah pemberian angpao, yang biasanya berisi uang sebagai simbol berbagi kebahagiaan dan berharap agar penerimanya mendapatkan berkah dan keberuntungan sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, sejarah perayaan Imlek telah menjadi bagian dari budaya yang kaya dan beragam. Meski sempat dilarang pada masa Orde Baru, perayaan Imlek akhirnya diakui kembali sebagai hari besar nasional pada tahun 2001.
Berdasarkan jurnal yang diterbitkan jurnal.isbi.ac.id, perayaan Imlek mulai dikenal sejak zaman Dinasti Xia, yang kemudian menyebar ke penjuru dunia, termasuk Indonesia oleh para perantau asal Cina.
Kini, perayaan Imlek tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga oleh masyarakat luas, yang menikmati berbagai festival, pertunjukan barongsai, dan acara budaya lainnya.
Selain sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga dan orang terdekat, Imlek juga menjadi waktu untuk merenung, bersyukur, dan berharap akan kehidupan yang lebih baik. (Rhm)
ADVERTISEMENT