Konten dari Pengguna

Sejarah Pergantian Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
29 September 2024 16:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal. Unsplash/Hansjörg Keller
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal. Unsplash/Hansjörg Keller
ADVERTISEMENT
Sejarah pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal mencerminkan dinamika politik yang penuh gejolak di Indonesia antara tahun 1950 hingga 1959.
ADVERTISEMENT
Periode ini ditandai oleh adanya tujuh kabinet yang silih berganti, masing-masing dipimpin oleh perdana menteri yang berbeda.
Ketidakstabilan politik yang terjadi disebabkan oleh sistem multipartai yang kompleks, di mana persaingan antarpartai sering kali mengedepankan kepentingan politik masing-masing di atas kepentingan nasional.

Sejarah Pergantian Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal

Ilustrasi sejarah pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal. Unsplash/Caroline Ommer
Jelaskan secara singkat sejarah pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal? Demokrasi Liberal di Indonesia berlangsung dari 17 Agustus 1950 hingga 5 Juli 1959 di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno.
Selama periode ini, terdapat tujuh kabinet yang mengalami perubahan dengan perdana menteri yang berbeda, mencerminkan ketidakstabilan politik yang melanda negara.
Mengutip dari buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 3 untuk SMA/MA Kelas XII, Dr. Abdurakhman, S.S., M.Hum., dkk, 2019, berikut adalah tujuh kabinet yang terbentuk selama masa Demokrasi Liberal.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selama masa Demokrasi Liberal, Soekarno menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 sebagai dasar pemerintahan.
Namun, sistem multipartai yang ada menyebabkan partai politik bersaing secara ketat, mengedepankan kepentingan masing-masing di atas kepentingan nasional. Hal ini membuat tidak ada kabinet yang mampu melaksanakan program-programnya secara efektif.
Akibatnya, mosi tidak percaya dari parlemen sering menggulingkan kabinet, dan stabilitas politik pun terusik oleh berbagai gerakan pemberontakan, seperti DI/TII, APRA, RMS, dan Andi Azis.
Ketidakmampuan kabinet untuk menyelesaikan tuntutan dari parlemen dan tantangan dari kelompok oposisi semakin memperburuk kondisi politik di Indonesia.
Pada akhirnya, politik di Indonesia mengarah pada perubahan menuju sistem Demokrasi Terpimpin. Itulah sejarah pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal.
ADVERTISEMENT