Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Perjuangan RA Kartini untuk Wanita Indonesia
22 April 2023 11:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah perjuangan RA Kartini sangat berarti bagi kehidupan wanita Indonesia. Berkat sejarah perjuangannya, wanita Indonesia kini bisa mengenyam pendidikan tinggi dan tidak dipandang sebelah mata karena gendernya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Menapak Sejuta Impian, RA Kartini hidup antara tahun 1879 hingga 1904. Saat itu, perempuan dianggap sebagai manusia yang tidak diinginkan, beban keluarga, dan kaum yang lemah.
Perempuan juga dituntut untuk harus selalu tunduk dengan laki-laki, tidak boleh sekolah maupun bekerja.
Mendirikan Sekolah
Melihat kaum hawa diperlakukan sangat tidak adil, RA Kartini berjuang untuk mengangkat derajat wanita agar tidak direndahkan lagi.
Salah satu caranya adalah memperjuangkan wanita agar bisa mendapat pendidikan dengan mendirikan sekolah perempuan di rumahnya, di Jepara.
Di sekolah itu, RA Kartini mengajari membaca, menulis, membuat kerajinan tangan, hingga memasak.
Menurutnya, pendidikan sangat penting bagi perempuan. Dengan bekal pendidikan, perempuan bisa memiliki pengetahuan luas dan bisa mendidik anak-anak agar mereka menjadi generasi berilmu.
ADVERTISEMENT
Berjuang dengan Pemikiran dan Pena
Tak seperti pahlawan pada umumnya yang turun ke medan perang dengan memakai pedang dan senjata untuk melawan musuh, RA Kartini berperang demi memperjuangkan hak-hak wanita dengan pemikiran dan pena.
Dia mencurahkan seluruh ide dan pemikirannya tentang hidup sebagai perempuan di zamannya melalui lembaran-lembaran surat yang kemudian dibukukan menjadi buku Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dikutip dari situs itjen.kemdikbud.go.id, salah satu isi surat RA Kartini kepada salah satu sahabat penanya, Ny. Abendanon, berisi tentang kritikan dan solusi terhadap perempuan untuk kemajuan negaranya.
Lalu, ada juga surat yang dikirim ke sahabatnya yang lain, Stella. Dikutip dari buku Surat-surat yang Mengubah Dunia: Dari Surat Kubilai Khan sampai Einstein, surat-surat Kartini untuk Stella menggambarkan nasib wanita dalam lingkungan adat dan penjajahan Belanda.
ADVERTISEMENT
Kemudian, surat-surat ini juga kerap dijadikan sumber literatur untuk mempelajari sejarah perempuan di masa penjajahan Belanda.
Melihat perjuangan RA Kartini, akhirnya berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 108 tahun 1964, tanggal 12 Mei 1964, menganugerahi Raden Ajeng Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Selain itu, juga menetapkan tanggal lahir RA Kartini, yakni 21 April, sebagai Hari Besar Nasional, Hari Kartini.