Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Pulau Jeju, Pulau Vulkanik di Korea Selatan
5 Januari 2025 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Pulau Jeju merupakan salah satu aspek menarik dari kekayaan budaya dan warisan Korea Selatan. Jejak-jejak sejarah yang ada di Pulau Jeju memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat lokal yang kaya akan tradisi dan budaya.
ADVERTISEMENT
Pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan tradisi unik ini memiliki perjalanan sejarah yang panjang, mulai dari masa prasejarah hingga menjadi destinasi wisata kelas dunia.
Mengutip situs p2k.stekom.ac.id, Pulau Jeju adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus Korea Selatan yang terletak di Selat Korea.
Sejarah Pulau Jeju
Sejarah Pulau Jeju dimulai sejak zaman prasejarah, dan menjadi rumah bagi berbagai suku bangsa yang mendiami Korea pada masa itu. Jeju memainkan peran penting dalam perkembangan sejarah kerajaan-kerajaan Korea .
Salah satu ciri khas awal pulau ini adalah terisolasi dari daratan utama Korea, yang membuatnya memiliki keunikan budaya dan bahasa sendiri. Hal ini juga berperan dalam pembentukan identitas pulau yang berbeda dari wilayah lainnya di Korea.
ADVERTISEMENT
Pada masa dinasti Silla (57 SM – 935 M), Jeju menjadi pusat perdagangan dan perikanan yang strategis, terutama karena lokasinya yang berada di jalur perdagangan antara daratan utama Korea dan wilayah Jepang.
Pulau ini juga dikenal sebagai tempat perlindungan bagi banyak orang yang melarikan diri dari konflik dan perang di daratan utama Korea. Jeju memiliki tempat-tempat bersejarah seperti batu dan pahatan yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Masa Penjajahan Jepang
Pada masa penjajahan Jepang (1910-1945), Pulau Jeju mengalami tekanan yang besar. Jepang memanfaatkan pulau ini sebagai tempat untuk mengekspor berbagai produk lokal, terutama produk pertanian dan perikanan.
Di masa tersebut, banyak penduduk lokal yang dipaksa bekerja di perkebunan dan proyek-proyek yang dimulai oleh pemerintahan kolonial Jepang. Meskipun demikian, pulau ini tetap menjaga kekayaan budaya dan tradisi.
ADVERTISEMENT
Perang Korea dan Peran Jeju
Pada Perang Korea (1950-1953), Pulau Jeju juga menjadi bagian dari sejarah kelam negara tersebut. Jeju mengalami sejumlah peristiwa tragis selama perang, salah satunya adalah Pembantaian Jeju (atau dikenal dengan Jeju 4.3 Incident) pada tahun 1948 hingga 1954.
Pada periode ini, banyak warga sipil yang menjadi korban kekerasan akibat ketegangan politik dan perjuangan antara pasukan komunis dan pemerintah Korea Selatan.
Peristiwa ini meninggalkan trauma mendalam pada masyarakat lokal dan menjadi bagian penting dalam sejarah kontemporer Pulau Jeju.
Jeju di Era Modern
Pada era pasca Perang Korea, Pulau Jeju semakin berkembang sebagai destinasi wisata utama di Korea Selatan. Pulau ini mulai dikenal luas berkat keindahan alamnya yang luar biasa, seperti Gunung Hallasan, air terjun, dan pantai yang mempesona.
ADVERTISEMENT
Jeju juga dikenal dengan keberadaan taman-taman yang didedikasikan untuk konservasi alam, serta situs-situs bersejarah yang menarik perhatian wisatawan.
Pulau ini juga berperan sebagai simbol perdamaian, dengan berbagai upaya untuk melestarikan warisan budaya lokal dan mengenang peristiwa sejarah yang kelam.
Pada tahun 2000, Jeju diangkat menjadi salah satu dari 7 Keajaiban Alam Dunia, mengukuhkan posisinya sebagai destinasi wisata internasional.
Jeju juga memiliki status otonomi khusus sejak tahun 2006, memberikan lebih banyak kebebasan kepada pemerintah lokal untuk mengelola pulau ini, mengembangkan ekonomi, dan melestarikan warisan budayanya.
Kehidupan Masyarakat dan Budaya Pulau Jeju
Masyarakat Pulau Jeju dikenal dengan kebudayaan yang khas, termasuk tradisi lisan, tarian, dan musik yang masih dilestarikan hingga saat ini. Salah satu simbol budaya yang terkenal adalah para wanita penyelam yang dikenal dengan sebutan "Haenyeo".
ADVERTISEMENT
Haenyeo memiliki keterampilan menyelam yang luar biasa, mengumpulkan berbagai jenis makanan laut secara tradisional tanpa alat bantu pernapasan modern.
Keberadaan Haenyeo menjadi simbol ketangguhan dan keberanian masyarakat Jeju dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Pulau Jeju juga memiliki berbagai festival tradisional dan budaya, yang menarik wisatawan setiap tahunnya, termasuk Festival Tanaman Bunga Jeju, Festival Musim Gugur, dan perayaan budaya lainnya.
Dengan keindahan alam, sejarah yang kaya, serta budaya yang unik, Pulau Jeju tetap menjadi bagian integral dari identitas dan warisan Korea Selatan.
Sejarah Pulau Jeju tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dalam memahami budaya dan perjuangan masyarakatnya. (Fikah)
Baca juga: Sejarah Pulau Panggang Berdasarkan 4 Masa
ADVERTISEMENT