Konten dari Pengguna

Sejarah Sekolah STOVIA, Cikal Bakal Pendidikan Kedokteran di Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
16 Februari 2025 6:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Sekolah STOVIA, Foto: Pexels/Tara Winstead
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Sekolah STOVIA, Foto: Pexels/Tara Winstead
ADVERTISEMENT
Sejarah sekolah STOVIA (Sekolah Tinggi Opleiding van Inlandsche Artsen) adalah bagian penting dalam catatan sejarah pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sekolah ini memiliki peran yang sangat besar dalam melahirkan tenaga medis yang berkontribusi pada perkembangan dunia kesehatan di Indonesia pada masa penjajahan.
Mengutip situs sejarah.fkip.uns.ac.id, sekolah STOVIA melahirkan dokter perempuan pertama di Indonesia yaitu Marie Thomas, yang mendapatkan gelar Indische Art atau Dokter Hindia.

Sejarah Sekolah STOVIA

Ilustrasi Sejarah Sekolah STOVIA, Foto: Pexels/Tara Winstead
Sejarah sekolah STOVIA bukan hanya sekedar mengenang masa lalu, tetapi juga memberi pelajaran penting bagi generasi sekarang tentang arti penting pendidikan dalam membentuk kemajuan suatu bangsa. Berikut sejarahnya:
STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) adalah sekolah kedokteran pertama di Indonesia yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1851.
Sekolah ini awalnya bertujuan untuk mendidik tenaga medis pribumi agar dapat membantu pelayanan kesehatan di Hindia Belanda, khususnya dalam menangani penyakit tropis.
ADVERTISEMENT
Pada awal berdirinya, sekolah ini beroperasi di dalam lingkungan Rumah Sakit Militer Weltevreden, Batavia (sekarang RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta).
Pada tahun 1899, STOVIA memiliki gedung baru yang lebih representatif di Salemba, Batavia (sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
Kurikulum pendidikan di STOVIA awalnya berlangsung selama 10 tahun, sebelum akhirnya diperpendek menjadi 7 tahun. Para siswa yang belajar di sini tidak hanya diajarkan ilmu kedokteran, tetapi juga mendapatkan pendidikan tentang sains, budaya, dan politik.
Banyak lulusan STOVIA yang kemudian menjadi tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo, yang menggagas pembentukan Budi Utomo pada tahun 1908.
STOVIA terus berkembang dan menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan medis di Indonesia. Namun, pada tahun 1927, STOVIA ditutup dan digantikan oleh Geneeskundige Hoogeschool (GHS), yaitu sekolah kedokteran tingkat tinggi berstandar internasional.
ADVERTISEMENT
Setelah Indonesia merdeka, GHS kemudian berkembang menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), yang hingga kini menjadi salah satu institusi pendidikan kedokteran terkemuka di Indonesia.
Sebagai lembaga pendidikan yang menjadi pionir dalam dunia medis Indonesia, STOVIA tidak hanya melahirkan banyak dokter, tetapi juga menciptakan pemikir dan pejuang nasional yang berperan besar dalam sejarah bangsa.
Perannya dalam membangun kesadaran intelektual dan semangat kebangsaan menjadikan STOVIA sebagai tonggak penting dalam sejarah pendidikan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Mempelajari sejarah Sekolah STOVIA membawa masyarakat pada kisah perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak pendidikan yang setara. (Fikah)