Konten dari Pengguna

Sejarah Selat Muria dari Perairan Kuno hingga Jadi Daratan Jawa Tengah

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Februari 2025 20:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah selat muria, foto: unsplash/Jonathan Safa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah selat muria, foto: unsplash/Jonathan Safa
ADVERTISEMENT
Sejarah selat Muria merupakan salah satu bagian penting dari sejarah geografi di Jawa Tengah. Tidak hanya mencerminkan perubahan lingkungan, tetapi juga memengaruhi dinamika ekonomi dan sosial masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Pada masa lalu, perairan ini menjadi jalur perdagangan utama yang menghubungkan berbagai wilayah.
Seiring waktu, selat ini mengalami pendangkalan dan berubah menjadi daratan yang kini dikenal sebagai bagian dari Kabupaten Kudus, Pati, Grobogan, dan Rembang.

Sejarah Awal Selat Muria

Ilustrasi sejarah selat muria, foto: unsplash/Daniel Camejo Rodríguez
Pada zaman dahulu, Selat Muria merupakan jalur perairan yang memisahkan Gunung Muria dari Pulau Jawa. Begini sejarah Selat Muria selengkapnya.
Selat ini berfungsi sebagai jalur perdagangan strategis, menghubungkan wilayah pesisir utara Jawa dengan jalur maritim besar seperti Malaka dan Maluku.
Kota-kota seperti Demak, Jepara, dan Juwana berkembang sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan penting.
Dikutip dari situs unsil.ac.id, sejarah Selat Muria mencatat bahwa hingga abad ke-17, kapal-kapal dagang masih dapat melintasi perairan ini dengan mudah, menjadikannya jalur vital bagi perdagangan dan aktivitas ekonomi.
ADVERTISEMENT
Selat Muria kemudian mengalami pendangkalan. Dikutip dari situs unsil.ac.id, proses pendangkalan Selat Muria dimulai sekitar tahun 1657 akibat sedimentasi yang terus berlangsung.
Lumpur dan material endapan dari sungai-sungai seperti Sungai Serang dan Sungai Tuntang secara perlahan menutup selat ini.
Akibatnya, daratan baru terbentuk dan menghubungkan Pulau Muria dengan Pulau Jawa. Proses ini menyebabkan perubahan besar dalam struktur geografis wilayah tersebut.
Kota-kota yang sebelumnya bergantung pada aktivitas maritim harus beradaptasi dengan kondisi baru. Hal ini mencerminkan bagaimana perubahan lingkungan dapat berdampak signifikan terhadap peradaban manusia.

Dampak Hilangnya Selat Muria

Ilustrasi sejarah selat muria, foto: unsplash/Alejandro Martin
Hilangnya Selat Muria membawa dampak besar terhadap aktivitas ekonomi di pesisir utara Jawa.
Pelabuhan Demak yang dahulu ramai akhirnya kehilangan fungsinya sebagai pusat perdagangan utama. Seiring waktu, pusat ekonomi beralih ke pelabuhan lain seperti Jepara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perubahan geografis ini juga berpengaruh terhadap pola banjir di wilayah Demak dan sekitarnya.
Meskipun ada spekulasi bahwa Selat Muria dapat kembali muncul akibat banjir besar, para ahli meyakini bahwa fenomena ini lebih dipengaruhi oleh faktor alam dan aktivitas manusia.
Sejarah Selat Muria menjadi bukti bagaimana perubahan lingkungan dapat mengubah lanskap geografis dan ekonomi suatu wilayah.
Meski kini hanya tinggal kenangan, jejak sejarahnya masih dapat ditemukan dalam berbagai catatan dan peninggalan di daerah sekitar Gunung Muria. (Anggie)