Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Situs Banten Girang dan Asal-usulnya
16 Januari 2025 11:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, situs ini terletak di Desa Banten Girang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. Situs ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang budaya dan peradaban Nusantara.
Sejarah Situs Banten Girang dan Asal-Usulnya
Sejarah Situs Banten Girang diawali dari nama “Banten Girang” berarti “Banten Hulu” dalam bahasa Sunda, merujuk pada lokasinya yang berada di bagian hulu Sungai Cibanten.
Situs ini diperkirakan mulai dihuni sekitar abad ke-10 hingga ke-16 Masehi. Pada masa itu, Banten Girang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan yang strategis karena posisinya di jalur perdagangan internasional, khususnya antara India, Tiongkok, dan Nusantara.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa Banten Girang dulunya merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanegara yang berpusat di Jawa Barat.
Setelah runtuhnya Tarumanegara, wilayah ini berada di bawah pengaruh Kerajaan Sunda hingga awal masuknya kekuatan Islam melalui Kesultanan Banten.
ADVERTISEMENT
Situs Banten Girang pertama kali ditemukan oleh para arkeolog Belanda pada abad ke-20.
Mereka menemukan berbagai artefak seperti pecahan keramik dari Tiongkok, prasasti, peralatan logam, hingga struktur bangunan yang menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha.
Penemuan ini mengindikasikan bahwa Banten Girang pernah menjadi pusat kegiatan religius dan administratif yang penting.
Pada masa kejayaannya, Banten Girang berperan sebagai pusat pemerintahan lokal yang mengatur wilayah sekitarnya.
Situs ini juga dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pedagang dari berbagai daerah, sehingga budaya lokal bercampur dengan budaya asing, seperti India dan Tiongkok.
Namun, ketika Islam mulai menyebar di Banten pada abad ke-16, pusat kekuasaan beralih ke wilayah pesisir, yang kemudian menjadi Kesultanan Banten. Perpindahan ini menandai berakhirnya peran Banten Girang sebagai pusat pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Situs Banten Girang mencerminkan transisi penting dalam sejarah Nusantara, dari dominasi budaya Hindu-Buddha ke Islam. Hal ini terlihat dari artefak-artefak yang menunjukkan pengaruh kedua tradisi tersebut.
Dengan mengunjungi situs ini, pengunjung bukan hanya sekedar melihat masa lalu, tetapi juga dapat menghargai keberagaman dan kekayaan sejarah yang dimiliki negeri ini.
Sejarah Situs Banten Girang adalah warisan sejarah yang memiliki nilai arkeologis dan budaya tinggi. Pelestarian situs ini sangat penting untuk memahami akar peradaban Banten dan perjalanan panjang budaya Indonesia. (Aya)
Live Update
ASN Kemendiktisaintek membentangkan spanduk bertuliskan "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri", Senin (20/1). Sejumlah karangan bunga bertuliskan kata-kata satir juga ditujukkan kepada Menteri Satryo Soemantri.
Updated 20 Januari 2025, 14:35 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini