Konten dari Pengguna

Sejarah Situs Petta Bulu Matanre, Jejak Peradaban yang Menyimpan Kisah Kuno

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
24 Januari 2025 22:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah situs Petta Bulu Matanre. Foto: Pexels.com/Suzy Hazelwood
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah situs Petta Bulu Matanre. Foto: Pexels.com/Suzy Hazelwood
ADVERTISEMENT
Sejarah situs Petta Bulu Matanre mencerminkan perjalanan panjang kebudayaan dan tradisi yang ada di Desa Mattabulu, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Situs ini, yang berlokasi di ujung puncak desa, memiliki nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat setempat.
Selain sebagai tempat bersejarah, situs ini juga menjadi bagian penting dalam pelaksanaan ritual budaya yang masih dipertahankan hingga kini.

Sejarah Situs Petta Bulu Matanre

Ilustrasi sejarah situs Petta Bulu Matanre. Foto: Pexels.com/Pixabay
Berikut adalah sejarah situs Petta Bulu Matanre yang menjadi salah satu cagar budaya di Desa Mattabulu, mengutip dari jadesta.kemenparekraf.go.id.
Situs ini merupakan tempat peristirahatan terakhir dari pemimpin kerajaan Bulu Matanre, seorang tokoh yang sangat dihormati oleh masyarakat.
Nama "Petta" sendiri mengandung arti "orang yang dituakan" atau pemangku adat yang berperan penting dalam kehidupan sosial dan budaya di wilayah tersebut.
Kerajaan Bulu Matanre dikenal makmur karena memiliki sumber mata air yang melimpah, yang menjadi simbol tirta atau air kehidupan yang dapat memakmurkan rakyat.
ADVERTISEMENT
Petta Bulu Matanre bukan hanya sebuah makam, tetapi juga merupakan tempat di mana berbagai ritual budaya dilaksanakan, seperti ritual Pattaungeng yang diadakan setiap tahun.
Ritual ini memiliki tahapan yang terstruktur dan melibatkan seluruh warga desa, dari perencanaan hingga pelaksanaan.
Salah satu tahapan awalnya adalah Mattudang-tudang, di mana warga desa berkumpul untuk merembukkan kegiatan yang akan dilaksanakan sepanjang tahun.
Ritual ini juga mencakup upacara pembersihan mata air, yang dianggap sebagai gerbang kerajaan pada masa lalu.
Keunikan dari situs ini adalah keberlanjutan tradisi yang menggabungkan keyakinan agama Islam dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
Ritual-ritual yang dilakukan di situs ini bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan kebudayaan, serta untuk memakmurkan kehidupan masyarakat desa.
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian acara, kegiatan seperti membuat kue tahunan dan permainan rakyat menjadi bagian penting dari perayaan.
Kesenian tradisional seperti mappadendang dan oni-oni toriolo juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari acara Pattaungeng.
Situs Petta Bulu Matanre juga menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Masyarakat yang datang untuk bersiarah tidak hanya berasal dari keturunan Petta Bulu Matanre, tetapi juga dari berbagai daerah yang merasa terhubung dengan situs ini melalui petunjuk spiritual.
Ritual ini menjadi ajang silaturahmi dan pemersatu masyarakat, yang sekaligus melestarikan kebudayaan lokal yang kaya akan nilai-nilai sejarah dan spiritual.
Sebagai situs yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, Petta Bulu Matanre terus dijaga kelestariannya.
Dengan adanya lembaga adat dan masyarakat yang peduli terhadap warisan budaya ini, situs ini akan tetap menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Desa Mattabulu.
ADVERTISEMENT
Sejarah situs Petta Bulu Matanre tidak hanya menjadi kenangan masa lalu, tetapi juga merupakan pondasi bagi generasi mendatang dalam menjaga warisan budaya yang telah ada. (Khoirul)