news-card-video
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Sejarah Tugu Khatulistiwa, Simbol Garis Imajiner di Jantung Kalimantan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
18 Maret 2025 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah tugu khatulistiwa, foto: unsplash/Clarisse Meyer
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah tugu khatulistiwa, foto: unsplash/Clarisse Meyer
ADVERTISEMENT
Sejarah Tugu Khatulistiwa memiliki perjalanan panjang dari awal pembangunannya hingga menjadi destinasi wisata edukatif dan ikonik seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Tugu Khatulistiwa merupakan salah satu landmark bersejarah yang terletak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Monumen ini menjadi simbol penting karena menandai garis imajiner khatulistiwa yang membelah bumi menjadi dua bagian, utara dan selatan.

Asal Usul Sejarah Tugu Khatulistiwa

Ilustrasi sejarah tugu khatulistiwa, foto: unsplash/Thomas Kelley
Mengutip dari situs badanbahasa.kemdikbud.go.id, sejarah Tugu Khatulistiwa dimulai pada tahun 1928 ketika tim ekspedisi geografi internasional yang dipimpin oleh ahli geografi Belanda membangun monumen pertama untuk menandai garis khatulistiwa di Pontianak.
Tugu awal ini sangat sederhana, hanya berupa tonggak dengan panah yang menunjukkan arah peredaran bumi.
Kemudian, pada tahun 1930, tugu mengalami penyempurnaan dengan tambahan lingkaran dan tanda panah untuk lebih menegaskan posisinya di garis khatulistiwa.
Pengembangan signifikan terjadi pada tahun 1938 ketika arsitek Indonesia, Fredrich Silaban, semakin menyempurnakan desainnya agar lebih kokoh dan ikonik.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, pemerintah terus melakukan renovasi hingga pada tahun 1990, kubah pelindung dibangun untuk melindungi tugu asli sekaligus memperbesarnya hingga lima kali lipat.
Kini, Tugu Khatulistiwa tidak hanya menjadi penanda geografis penting tetapi juga ikon wisata yang menarik banyak pengunjung, terutama saat fenomena kulminasi matahari terjadi.

Struktur Tugu Khatulistiwa

Ilustrasi sejarah tugu khatulistiwa, foto: unsplash/Mufid Majnun
Tugu Khatulistiwa memiliki empat tonggak utama yang terbuat dari kayu belian atau kayu ulin, yang terkenal karena kekuatan dan ketahanannya.
Mengutip dari situs web telkomuniversity.ac.id, dua tonggak bagian depan memiliki tinggi 3,05 meter, sedangkan dua tonggak bagian belakang setinggi 4,40 meter.
Struktur ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin melihat bukti fisik dari garis khatulistiwa.
Selain sebagai landmark bersejarah, Tugu Khatulistiwa juga memiliki signifikansi ilmiah.
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, tempat ini menjadi saksi fenomena alam unik yang disebut titik kulminasi matahari atau equinox, di mana bayangan benda-benda di sekitar tugu menghilang selama beberapa detik.
Sebagai destinasi wisata, sejarah Tugu Khatulistiwa terus dikembangkan agar tetap relevan dan menarik bagi wisatawan.
Dengan revitalisasi kawasan sekitarnya, monumen ini tidak hanya menjadi tempat wisata sejarah, tetapi juga pusat edukasi astronomi dan rekreasi yang menarik bagi pengunjung lokal maupun mancanegara. (Echi)