Konten dari Pengguna

Sejarah Waisak dan Maknanya bagi Umat Buddha

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
10 Mei 2025 20:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Waisak. Pixabay/Zuper_Dragon.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Waisak. Pixabay/Zuper_Dragon.
ADVERTISEMENT
Perayaan Waisak menjadi momen penting dalam kehidupan umat Buddha di seluruh dunia. Dalam sejarah Waisak, hari ini dikenang sebagai waktu suci yang memperingati tiga peristiwa besar dalam hidup Siddharta Gautama.
ADVERTISEMENT
Waisak dirayakan setiap tahun pada bulan purnama di bulan Mei. Tradisi ini sudah berlangsung selama berabad-abad dan memiliki nilai keagamaan serta spiritual yang tinggi.
Sebagai bagian dari warisan budaya dan keagamaan dunia, perayaan Waisak juga diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Waisak Internasional sejak tahun 1999. Penetapan ini menegaskan pentingnya nilai-nilai Buddhisme bagi perdamaian dan kemanusiaan.

Sejarah Waisak: Tiga Peristiwa Penting dalam Kehidupan Buddha

Ilustrasi sejarah Waisak. Pixabay/Sasint.
Mengutip dari buku Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, Ali Imron (2015), sejarah Waisak berkaitan dengan tiga momen utama dalam kehidupan Buddha Gautama, yakni kelahiran, pencerahan, dan wafatnya (parinibbana).
Ketiga peristiwa tersebut diyakini terjadi pada tanggal yang sama dalam kalender lunar, yaitu pada bulan Waisakha (sekitar bulan Mei dalam kalender Masehi).
ADVERTISEMENT
Siddharta Gautama lahir pada tahun 623 SM di Lumbini, wilayah yang kini masuk Nepal. Ia kemudian mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, pada usia 35 tahun.
Hal itu ia dapatkan setelah menjalani pencarian spiritual yang cukup panjang. Akhirnya, Siddharta wafat dalam usia 80 tahun di Kusinara (kini Kushinagar, India).
Waisak pertama kali dirayakan secara luas di India dan Sri Lanka sejak abad ke-3 SM, pada masa kekuasaan Raja Asoka. Seiring perjalanannya, perayaan Waisak pun diadopsi oleh komunitas Buddha di negara-negara Asia lainnya.

Makna Waisak bagi Umat Buddha

Ilustrasi sejarah Waisak. Pixabay/llqfhj.
Bagi umat Buddha, Waisak bukan sekadar hari besar keagamaan, melainkan juga momen refleksi diri. Umat Buddha melakukan berbagai praktik keagamaan seperti meditasi, pembacaan paritta (doa), serta pelepasan makhluk hidup sebagai simbol welas asih.
ADVERTISEMENT
Perayaan ini juga mengajarkan pentingnya menjalani hidup dengan kesadaran penuh (mindfulness), welas asih, dan kebijaksanaan.
Dalam tradisi Theravada dan Mahayana, nilai-nilai tersebut dijadikan dasar untuk hidup berdampingan secara damai dengan sesama makhluk.
Di Indonesia, perayaan Waisak dipusatkan di Candi Borobudur, Jawa Tengah, yang menjadi simbol spiritual dan budaya umat Buddha.
Prosesi Waisak nasional diikuti ribuan umat dari berbagai daerah dan bahkan mancanegara. Perayaan ini juga mencerminkan semangat toleransi dan pluralisme di tengah masyarakat majemuk.
Melalui sejarah Waisak ini, umat Buddha diajak mengingat kembali ajaran-ajaran Buddha Gautama yang menekankan kebajikan, kedamaian batin, dan pencapaian Nirwana.
Selain itu, perayaan Waisak juga menjadi pengingat bahwa perjalanan spiritual tidak terlepas dari pengorbanan, pengendalian diri, dan kasih sayang terhadap semua makhluk hidup. (rudin)
ADVERTISEMENT