Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Sejarah Wisata Bahari Tlocor yang Ada di Jawa Timur
6 April 2025 19:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah wisata bahari Tlocor merupakan kisah menarik tentang bagaimana sebuah kawasan pesisir di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berkembang menjadi salah satu destinasi wisata yang digemari banyak orang.
ADVERTISEMENT
Terletak di tengah lanskap alam yang dipenuhi hutan mangrove dan jalur sungai yang tenang, Tlocor menyuguhkan keindahan yang alami sekaligus menenangkan.
Sebelum dikenal sebagai tempat rekreasi, wilayah ini memiliki latar belakang yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat lokal yang menggantungkan hidup dari hasil laut dan tambak.
Sejarah Wisata Bahari Tlocor
Sejarah wisata bahari Tlocor menyimpan beragam kisah menarik di balik pesonanya sebagai destinasi wisata alam di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Dikutip dari laman upnjatim.ac.id, kawasan ini menawarkan berbagai objek wisata seperti susur sungai yang tenang, spot pemancingan alami, wisata kuliner khas pesisir, serta ekowisata Pulau Lusi yang menjadi daya tarik tersendiri.
Pulau Lusi dikenal sebagai tempat konservasi tanaman mangrove yang memiliki nilai ekologi tinggi. Ekosistem mangrove di kawasan ini menyimpan potensi sumber daya alam yang kaya dan unik, yang sangat berharga jika dikelola secara optimal dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pulau ini terbentuk dari endapan lumpur Lapindo yang dikeruk dan dialirkan ke muara Sungai Porong oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), guna mencegah pendangkalan sungai dan menjaga stabilitas aliran air.
Dengan luas sekitar 94 hektar, Pulau Lusi menjadi pulau buatan yang kini menarik perhatian wisatawan. Meskipun fasilitasnya masih minim dan kurang terawat, popularitasnya tetap tinggi.
Bahkan, pada tahun 2019, Pulau Lusi meraih penghargaan sebagai destinasi wisata terpopuler kedua secara nasional dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) Award.
Namun, pengembangan kawasan wisata ini menghadapi berbagai kendala, mulai dari minimnya infrastruktur hingga status kepemilikan lahan yang belum jelas.
Wisata Bahari Tlocor dikelola oleh kelompok sadar wisata desa, sementara Pulau Lusi berada di bawah kewenangan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
ADVERTISEMENT
Akibat dari perbedaan pengelolaan ini, keduanya belum masuk dalam prioritas pengembangan pariwisata oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Terlebih lagi, kawasan Tlocor bukan merupakan aset milik pemerintah daerah, melainkan milik Balai Besar Sungai Brantas Jawa Timur, sehingga tidak dimasukkan dalam Rencana Induk Kepariwisataan Daerah (RIKDA) tahun 2014–2025.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam memajukan kawasan tersebut secara maksimal. Kendati demikian, pesona alam dan kekayaan ekosistemnya tetap menjadi daya tarik tersendiri yang tak bisa diabaikan.
Dengan dukungan dan sinergi yang lebih kuat dari berbagai pihak, kawasan ini masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan lebih jauh.
Maka dari itu, sangat penting untuk terus menggali dan memahami sejarah Wisata Bahari Tlocor agar ke depannya dapat menjadi acuan dalam membangun masa depan pariwisata yang lebih baik di wilayah tersebut. (DANI)
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Sejarah Lebaran Ketupat dan Perayaannya