Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Wisata Cibulan, Liburan Legendaris Kuningan
13 Maret 2025 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah wisata Cibulan berawal dari keindahan alam dan sumber mata air jernih yang sejak lama dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi.
ADVERTISEMENT
Objek wisata Cibulan dibangun pada 27 Agustus 1935 oleh bupati Kuningan saat itu, yakni R. A. A. Mochamad Achmad, dengan nama Cibulan Jaya. Kata Cibulan sendiri berasal dari bahasa Sunda cai (air) dan katimbulan (muncul).
Air di Cibulan selalu bersih, bening, sejuk, dan melimpah meski pada musim kemarau panjang. Oleh sebab itu, selain sebagai tempat rekreasi, Cibulan juga dijadikan sebagai sumber air untuk PDAM Kuningan, Jawa Barat.
Sejarah Wisata Cibulan
Dikutip dari makalah Laporan Observasi Sosiologi Budaya Studi Kasus di Desa Cibulan, Kuningan, Adam Reza Mardiansyah dkk., terdapat beberapa versi sejarah wisata Cibulan.
Konon, menurut cerita masyarakat di daerah itu, timbulnya sumber air di Cibulan berasal dari cerita Putri Buyut Manis yang terkenal dengan kecantikannya. Dia dipinang menjadi permaisuri oleh Putra Buyut Talaga.
ADVERTISEMENT
Tetapi Putri Buyut Manis telah memiliki kekasih pilihannya sendiri sehingga dalam hatinya Putri Buyut Manis tidak setuju dan tidak mau atas pinangan tersebut. Dia kemudian pergi dan menghilang.
Di tempat di mana Putri Buyut Manis menghilang inilah, timbul sumber-sumber mata air dan dari situlah muncul nama Cibulan.
Sejarah wisata Cibulan dalam versi yang lainnya adalah pada waktu para wali menyebarkan agama Islam ratusan tahun yang lalu yang berpusat di Cirebon dan akan mengislamkan daerah Kuningan.
Saat sampai di daerah Cibulan, maka para wali menemukan sumber mata air yang selanjutnya dijadikan tempat peristirahatan. Selanjutnya dibuatlah kolam dan ditanami ikan kancra bodas. Ikan tersebut sekarang dijadikan ikan keramat dan dinamakan ikan dewa.
ADVERTISEMENT
Versi berikutnya adalah tempat ini dahulunya merupakan tempat petilasan Prabu Siliwangi. Di sekitar petilasan terdapat sumur-sumur kecil yang terkenal dengan sebutan sumur tujuh.
Di tengah-tengah ketujuh sumur itulah Prabu Siliwangi menjadikannya tempat bersemedi. Sumur itu juga digunakan Prabu Siliwangi untuk keperluan membasuh muka di saat akan mensucikan diri dan mengheningkan cipta.
Menurut versi ini, ikan yang ada di sana merupakan penjelmaan dari para pengawal Prabu Siliwangi yang membangkang sehingga berubah menjadi ikan.
Adapun nama sumur-sumurnya, yakni Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Cisandane, Sumur Kemudaan, Sumur Keselamatan, dan Sumur Cirancana.
Sejarah wisata Cibulan menunjukkan bahwa tempat ini bukan sekadar destinasi rekreasi tetapi juga warisan budaya yang perlu dijaga. (Mey)
ADVERTISEMENT