Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Siapa Pendiri Kampung Sindang Barang? Ini Sejarahnya
12 Oktober 2023 21:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal memiliki beragam keunikan budaya, salah satu contohnya Kampung Sindang Barang. Dalam hati, kita pasti sering bertanya, "Siapa Pendiri Kampung Sindang Barang?".
ADVERTISEMENT
Menurut sejarahnnya, Kampung Sindang Barang sudah ada sejak ada sejak abad ke-XII. Di mana kampung ini diyakini sebagai kerajaan bawahan Prabu Siliwangi, dengan Kutabarang sebagai ibukotanya.
Siapa Pendiri Kampung Sindang Barang?
Bogor menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki banyak peninggalan sejarah kebudayaan. Salah satu contohnya adalah Kampung Sindang Barang, desa adat yang masih kokoh hingga kini.
Dilansir dari situs resmi Kampung Sindang Barang, desa ini terletak di Pasir Eurih, kecamatan Tamansari, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampung ini sendiri hanya berjarak 5 km dari kota Bogor.
Sejak berdiri pada abad ke-XII, Sindang Barang telah menjadi salah satu destinasi wisata budaya sisa Kerajaan Sunda, yang masih sering dikunjungi oleh para wisatawan atau turis asing.
ADVERTISEMENT
Menurut latar belakang sejarahnya, Kampung Sindang Barang diyakini sebagai kerajaan bawahan Prabu Siliwangi, di mana Kutabarang adalah ibu kota utamanya.
Selain itu, Kampung Sindang Barang juga menjadi keraton tempat tinggal salah satu istri Prabu Siliwangi, yang bernama Dewi Kentring Manik Mayang Sunda.
Hingga kini, Sindang Barang tetap menjadi kampung budaya yang masih memegang teguh tradisi dan adat istiadat leluhur. Bahkan, bentuk bangunan rumah di sana dibuat sama dengan apa yang tertulis di pantun Bogor.
Mengulik Kampung Sindang Barang
Saat menginjakan kaki ke Kampung Sindang Barang, para pengunjung akan disuguhkan Imah Gede, yakni rumah besar yang biasa digunakan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah para sepuh.
Sementara, di bagian lain terdapat rumah kecil tanpa pintu, tetapi tetap memiliki jendela pada sisi depan bagian atas. Rumah yang terbuat dari bahan alami ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau lumbung padi milik masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Melihat ke arah lain, terdapat banyak sekali rumah souvenir dan bale pertirtaan. Rumah souvenir sendiri merupakan tempat penjualan pernak-pernik karya masyarakat Kampung Sindang Barang.
Sedangkan bale pertirtaan, merupakan tempat untuk menjamu para tamu yang baru datang untuk berkunjung. (RN)