Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sifat Konflik dalam Interaksi Sosial dan Cara Mengatasinya
28 Oktober 2024 14:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengetahui sifat konflik dalam interaksi sosial dapat membantu masyarakat memahami penyebab dan cara mengatasinya.
ADVERTISEMENT
Konflik pada dasarnya merupakan suatu interaksi sosial yang bersifat menjauhkan. Dalam lingkungan sosial , konflik muncul akibat perbedaan pandangan, kepentingan, atau kebutuhan antarindividu atau kelompok.
Seperti yang dijelaskan dalam buku Komunikasi dan Interaksi Sosial Anak, Encep Sudirjo, (2021: 67), interaksi sosial adalah hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain, individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya.
Ini Sifat Konflik dalam Interaksi Sosial dan Cara Mengatasinya
Konflik pada dasarnya merupakan suatu interaksi sosial yang bersifat disosiatif atau menjauhkan. Konflik dalam interaksi sosial menciptakan tantangan namun juga peluang untuk menciptakan solusi bersama.
Dengan memahami sifat konflik, masyarakat dapat menciptakan harmoni yang lebih baik. Berikut adalah berbagai sifat konflik dalam interaksi sosial serta cara mengatasinya:
ADVERTISEMENT
1. Bersifat Kompetitif
Konflik sosial sering bersifat kompetitif, di mana dua pihak bersaing untuk mendapatkan tujuan yang sama. Contoh yang umum terjadi adalah persaingan di tempat kerja untuk posisi atau sumber daya.
Untuk mengatasi sifat konflik ini, perlu dibangun semangat kolaborasi dan pendekatan win-win yang menguntungkan kedua belah pihak.
2. Cenderung Menimbulkan Perpecahan
Konflik juga sering menimbulkan perpecahan di antara kelompok. Perpecahan dapat terjadi saat individu atau kelompok mulai menarik diri dari hubungan sosial.
Penyelesaian konflik dengan pendekatan mediasi dapat menjadi solusi efektif, di mana pihak ketiga membantu menyatukan kembali pihak-pihak yang berseteru.
3. Muncul Karena Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan sering menjadi pemicu utama konflik sosial. Misalnya, kelompok dengan tujuan yang berbeda mungkin saling bentrok dalam mencapai tujuannya.
Untuk mengatasinya, komunikasi terbuka dan diskusi intensif diperlukan agar kedua belah pihak memahami sudut pandang masing-masing.
ADVERTISEMENT
4. Dapat Menimbulkan Kekerasan
Konflik yang dibiarkan tanpa penyelesaian dapat meningkat menjadi kekerasan fisik atau verbal. Dalam hal ini, penting bagi masyarakat untuk menanamkan sikap toleransi.
Pemimpin masyarakat juga bisa mengadakan kegiatan bersama untuk menguatkan ikatan sosial.
5. Bersifat Temporer atau Jangka Panjang
Konflik sosial dapat bersifat temporer atau berlangsung lama tergantung dari akar permasalahannya.
Misalnya, konflik jangka pendek bisa diselesaikan melalui negosiasi sederhana, sementara konflik jangka panjang butuh pendekatan mendalam seperti mediasi bertahap.
Memahami sifat konflik dalam interaksi sosial memberikan pandangan lebih luas tentang bagaimana konflik terjadi. Masyarakat yang dapat menangani konflik dengan baik akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan stabil. (nov)