Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sosialisasi pada Kelompok Suku Terasing di Indonesia
3 November 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana sosialisasi pada kelompok terasing di Indonesia menjadi pertanyaan penting untuk mengenal lebih dekat dengan komunitas yang jauh dari perkotaan. Indonesia sendiri memiliki cukup banyak komunitas atau suku yang hidup jauh dari keramaian.
ADVERTISEMENT
Bahkan mengutip dari gorontalo.bps.go.id, masih ada suku di Indonesia yang hidup secara nomaden atau berpindah-pindah.
Beberapa suku terasing menganggap orang luar merupakan musuh yang dapat mengancam keberadaan komunitasnya. Lalu, bagaimana cara bersosialisasi dengan kelompok tersebut?
Sosialisasi pada Kelompok Terasing di Indonesia
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui bentuk sosialisasi pada kelompok terasing di Indonesia.
1. Peran pemerintah dan organisasi sosial
Pemerintah Indonesia dapat melakukan pendekatan kepada kelompok suku terasing melalui kebijakan dan program yang berkelanjutan.
Misalnya dalam program pendidikan dan kesehatan, pemerintah mengirim tenaga medis dan pendidik untuk memberikan layanan dasar.
Organisasi non-pemerintah dan lembaga sosial juga dapat berperan dalam mendampingi proses sosialisasi dengan tetap menghormati nilai dan kepercayaan setempat.
Melalui kegiatan sosialisasi yang disesuaikan dengan budaya, kelompok suku terasing dapat menerima informasi baru seperti pentingnya pendidikan, kebersihan, dan pemahaman mengenai hak-hak dasar mereka sebagai warga negara.
ADVERTISEMENT
2. Proses pendidikan dan adaptasi
Proses sosialisasi pada kelompok suku terasing sering kali dimulai dengan program pendidikan dasar, baik dalam bentuk formal maupun informal.
Anak-anak dari komunitas ini didorong untuk belajar menulis dan membaca sehingga mereka dapat terlibat lebih jauh dalam masyarakat yang lebih luas.
Meski demikian, pendidikan ini diupayakan tetap menghargai kearifan lokal komunitas setempat.
Dengan metode belajar yang sesuai dengan tradisi, proses sosialisasi berlangsung lebih alami dan diterima baik oleh komunitas.
3. Pengaruh sosial dan ekonomi
Selain pendidikan, sosialisasi juga terjadi melalui hubungan ekonomi. Banyak kelompok suku terasing yang mulai mengenal sistem barter atau berdagang dengan masyarakat sekitarnya.
Misalnya beberapa komunitas suku mulai menjual hasil kerajinan tangan atau hasil hutan kepada para pedagang luar. Hubungan ekonomi ini membantu mereka mengenal dan memahami konsep perdagangan modern.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, aspek sosial seperti norma dan tata cara pergaulan dari masyarakat luas turut berpengaruh dalam memperkaya interaksi dan mengubah pola pikir mereka.
Dalam praktiknya, memang proses sosialisasi ini tidak luput dari berbagai macam konflik.
Sosialisasi pada kelompok suku terasing di Indonesia perlu diimbangi dengan upaya pelestarian budaya .
Hal tersebut bertujuan supaya kelompok tersebut dapat mempertahankan identitas sekaligus mampu beradaptasi dengan dunia luar.
Dengan pendidikan, adaptasi ekonomi, dan penghargaan terhadap tradisi mereka, kelompok suku terasing bisa menjadi bagian dari masyarakat modern tanpa kehilangan jati diri budayanya. (rudin)