Sumber Sejarah Kerajaan Banten yang Perlu Dipelajari

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
17 April 2024 20:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sumber sejarah kerajaan banten. Foto: 12019/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sumber sejarah kerajaan banten. Foto: 12019/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber sejarah Kerajaan Banten, antara lain catatan Joa de Barros, naskah Sanghyang Siksakanda Ng Karesia, hingga sumber dari Eropa.
ADVERTISEMENT
Berikut penjelasan tentang sumber sejarah Kerajaan Banten yang penting dipelajari.

Mengenal Kerajaan Banten

Ilustrasi sumber sejarah kerajaan banten. Foto: Kanenori/Pixabay
Kerajaan Banten atau Kesultanan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam yang pernah berjaya di Pulau Jawa dan didirikan sekitar abad ke-16. Puncak kejayaannya terjadi saat berada di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa pada 1651-1683.
Kala itu, Kerajaan Banten berhasil memajukan angkatan perang dan kekuatan politik untuk melawan VOC, mengembangkan kebudayaan, pendidikan Islam di Banten, mendukung perkembangan sastra serta seni Islam, hingga mengirim para utusan ke Mekkah guna menjalin hubungan dengan dunia Islam.
Akan tetapi, akhirnya Kerajaan Banten mulai mengalami kemunduran akibat adanya konflik internal yang terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Haji, yang terpapar gaya hidup Barat sekaligus merupakan sahabat VOC.
ADVERTISEMENT
Sang putra terus saja menentang kebijakan ayahnya yang anti terhadap Belanda. Inilah yang dimanfaatkan pihak VOC untuk melakukan adu domba dan melemahkan Banten.
Selain menjadi pusat penyebaran ajaran Islam di pulau Jawa, Kesultanan Banten juga berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan beberapa negara di Asia Tenggara, Eropa, dan Timur Tengah. Demikian ulasan dalam fahum.umsu.ac.id.

Sumber Sejarah Kerajaan Banten

Lalu, apa saja sumber sejarah Kerajaan Banten yang menjadi bukti berharga hingga saat ini? Berikut beberapa di antaranya.

1. Catatan Joa de Barros

Joa de Barros adalah seorang sejarawan Portugis yang lahir pada 1496. Ia mempunyai catatan yang bisa digunakan untuk mempelajari sejarah Kerajaan Banten. Catatan tersebut bernama Decadas da Asia.
Salah satu hal yang disebutkan dalam catatannya, yaitu sejak Banten dan Sunda Kelapa dikuasai oleh kerajaan berlatar belakang Islam, pelabuhan di wilayah Banten menjadi kian ramai.
ADVERTISEMENT
Lambat laun Kerajaan Banten juga dikunjungi para pedagang dari seluruh dunia yang hendak mencari rempah-rempah.

2. Naskah Sanghyang Siksakanda Ng Karesia

Isi Naskah Sanghyang Siksakanda Ng Karesia berhubungan dengan perekonomian di Kesultanan Banten. Terdapat beberapa istilah yang disebutkan dalam naskah, seperti panggerek (pemburu), pahuma (peladang), hingga panyadap (penyadap).

3. Sumber Lisan dan Tradisional

Sejarah dari sumber lisan dan tradisional berkaitan dengan Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten, yang banyak melakukan kegiatan dakwah di pedalaman Wahanten.
Namun, tokoh bernama Arya Suranggana menentang aktivitas tersebut. Meski demikian, akhirnya dakwah bisa terus berjalan setelah Maulana Hasanuddin mengalahkan Arya Suranggana dalam sabung ayam.

4. Sumber dari Eropa

Banyak pedagang dari Eropa yang membuat catatan mengenai kondisi Kerajaan Banten. Ada yang menyebut bahwa Kerajaan Banten termasuk salah satu kerajaan terkuat di Pantai Utara Jawa sebab diperkirakan memiliki pasukan sekitar 200.000 orang guna mengamankan wilayahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, dalam sensus oleh VOC pada 1673, dikatakan bahwa ada kurang lebih 55.000 orang di Banten yang mampu memakai senapan serta tombak. Adapun jumlah keseluruhan penduduk disebut-sebut mencapai 150.000 orang.
Demikian sumber sejarah Kerajaan Banten yang penting disimak. Selain beberapa yang telah di sebutkan, ada pula peninggalan yang bisa menjadi sumber sejarah, seperti Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, Istana Keraton Kaibon, dan Keraton Surosowan. (DN)