Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.80.1
Konten dari Pengguna
Tata Cara Tradisi Popokan yang Ada di Dusun Sendang, Semarang
17 Juni 2024 21:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Popokan merupakan salah satu tradisi yang ada di Indonesia, tepatnya di Dusun Sendang, Semarang. Tata cara tradisi popokan di Semarang mencakup kegiatan membersihkan tiga sumber mata air, yakni Sendang Glagah, Sendang Preh, serta Sendang Dawung.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tradisi tersebut juga melibatkan kegiatan kirab dan arak-arakan. Tradisi popokan di Semarang umumnya menjadi bagian akhir dari tradisi tasyakuran warga.
Tata Cara Tradisi Popokan di Dusun Sendang, Semarang
Popokan adalah salah satu nama tradisi yang menjadi bagian budaya Indonesia. Tradisi tersebut biasa dilaksanakan oleh masyarakat di Dusun Sendang, Semarang.
Mengutip dari buku Asesmen Kognitif Pembelajaran IPA dengan Pendekatan STEM Berbasis Kearifan Lokal, Arzaq, dkk. (2022: 68), tradisi popokan hakikatnya merupakan tradisi tasyakuran yang dilakukan oleh warga Desa Sendang.
Tradisi tersebut mencakup tasyakuran keselamatan warga dan panen yang melimpah. Berikut adalah tata cara tradisi popokan di Dusun Sendang, Semarang:
1. Membersihkan Sumber Mata Air
Kegiatan pertama dari tradisi popokan adalah membersihkan tiga sumber mata air. Sumber mata air tersebut mencakup Sendang Glagah, Sendang Preh, dan Sendang Dawung.
ADVERTISEMENT
Warga akan bekerja sama dalam membersihkan sumber mata air tersebut. Selain itu, warga juga akan membersihkan rumput liar di sekitar sumber mata air.
2. Melakukan Tumpengan
Mengutip dari buku yang sama, Arzaq, dkk. (2022: 68), nasi tumpeng merupakan nasi yang dibuat dengan bentuk gunungan. Nasi tersebut memiliki lauk pauk yang lengkap.
Ketika tumpengan berlangsung, masyarakat juga akan membaca doa. Upacara tumpengan itu biasanya dilaksanakan di rumah kepala desa.
3. Kirab dan Arak-Arakan
Setelah tumpengan, tahap selanjutnya adalah kirab dan arak-arakan. Kegiatan tersebut dilakukan oleh warga Desa Sendang.
4. Perang Lumpur
Prosesi yang terakhir adalah perang lumpur atau popokan. Kegiatan tersebut dilakukan oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kini, jelas bahwa tradisi popokan merupakan bagian dari budaya Indonesia, khususnya bagi masyarakat Dusun Sendang. Tata cara tradisi popokan di Dusun Sendang, Semarang, mencakup kegiatan membersihkan tiga sumber mata air dan perang lumpur. (AA)
ADVERTISEMENT