Konten dari Pengguna

Tokoh Behaviorisme yang Menolak Adanya Insting

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 Agustus 2024 23:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tokoh behaviorisme yang menolak adanya insting yaitu. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tokoh behaviorisme yang menolak adanya insting yaitu. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tokoh behaviorisme yang menolak adanya insting yaitu John B. Watson, seorang psikolog sekaligus behavioris murni yang berasal dari Amerika.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai John B. Watson sebagai tokoh yang menolak teori insting sekaligus teori belajar yang sudah dia kembangkan.

Tokoh Behaviorisme yang Menolak Adanya Insting

Ilustrasi tokoh behaviorisme yang menolak adanya insting yaitu. Foto: Pexels
Dalam buku Biopsikologi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi oleh Hasanuddin, dikatakan bahwa tokoh behaviorisme yang menolak adanya insting yaitu John B. Watson.
John B. Watson adalah tokoh utama dalam aliran behaviorisme yang secara tegas menolak konsep insting sebagai penjelasan untuk perilaku manusia.
Dia menolak pendekatan introspektif dan mentalistik yang dominan pada zamannya, seperti yang dianut oleh para pendukung psikologi strukturalisme dan fungsionalisme.
Sebagai gantinya, Watson mengusulkan bahwa psikologi harus fokus pada pengalaman empiris atau studi perilaku yang dapat diamati dan diukur.
ADVERTISEMENT
Watson sangat skeptis terhadap konsep insting, yang menurutnya tidak dapat diuji secara ilmiah dan terlalu bergantung pada spekulasi teoritis.
Dalam pandangannya, perilaku manusia dan hewan lebih baik dijelaskan melalui prinsip-prinsip pembelajaran dan kondisioning.
Watson percaya bahwa lingkungan memainkan peran kunci dalam membentuk perilaku melalui proses pembelajaran sebagai stimulus dan apapun yang dilakukan sebagai respon.
Salah satu eksperimen terkenal yang dilakukan oleh Watson adalah eksperimen Little Albert, di mana ia menunjukkan bahwa emosi seperti rasa takut dapat dipelajari melalui proses kondisioning klasik.
Dalam eksperimen ini, seorang anak kecil belajar untuk takut pada tikus putih setelah tikus tersebut dipasangkan dengan suara keras yang menakutkan.
Eksperimen ini mengilustrasikan keyakinan Watson bahwa reaksi emosional dapat dipelajari dan tidak harus dianggap sebagai hasil dari insting bawaan.
ADVERTISEMENT
Watson mengubah cara pandang psikologi dengan menekankan bahwa perilaku adalah hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Ia menyatakan bahwa jika diberikan kendali penuh atas lingkungan seseorang, ia dapat membentuk individu tersebut menjadi apapun, tanpa memandang faktor bawaan.
Pandangan Watson mengarahkan psikologi ke arah yang lebih ilmiah dan eksperimental, memfokuskan pada pengamatan dan pengukuran objektif perilaku, serta menjauh dari penjelasan yang mengandalkan konsep-konsep seperti insting. (SP)