Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tokoh Empat Serangkai yang Ditunjuk Jepang
24 Mei 2024 18:27 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tokoh Empat Serangkai dibentuk oleh pemerintahan Jepang untuk memimpin sebuah organisasi yang bernama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA).
ADVERTISEMENT
Siapa saja empat tokoh Empat Serangkai ini? Lalu apa PUTERA sebenarnya? Simak pembahasannya melalui artikel di bawah ini.
Tokoh Empat Serangkai
Melalui website Ensiklopedia Sejarah Indonesia oleh Kemdikbud, dituliskan bahwa pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) pada 16 April 1943.
Pemerintah Jepang membentuk organisasi ini dengan harapan para kaum nasionalis dan kaum intelektual Indonesia akan mengabdikan pikiran dan tenaga untuk membantu mereka melawan sekutu.
Organisasi ini dipimpin oleh para tokoh yang kemudian dikenal sebagai Empat Serangkai, yang terdiri dari yakni Sukarno, Muhammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K. H. Mas Mansyur.
Keberadaan para tokoh nasional ini diharapkan dapat merebut hati rakyat Indonesia, sehingga dapat mendukung segala kegiatannya.
PUTERA bertugas memperbaiki berbagai bidang, termasuk sosial, ekonomi, dan paling penting adalah militer. PUTERA berkembang dengan pesat ke berbagai daerah.
ADVERTISEMENT
Tokoh Empat Serangkai bersikap kooperatif terhadap pemerintah Jepang karena memiliki perhitungan dan pertimbangan politik tersendiri demi kebaikan bangsa.
Mereka berharap dengan bekerjasama, akan mendapat kesempatan yang baik dan tepat untuk mempercepat proses mencapai Indonesia merdeka.
Tokoh Empat Serangkai menggunakan setiap kesempatan untuk memacu semangat nasionalisme dan mengobarkan cita-cita kemerdekaan.
Mereka juga mempersiapkan rakyat Indonesia, baik fisik maupun mental, untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia berdasarkan jurnal Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia karya Yasmis.
Para tokoh menggunakan PUTERA sebagai ujung tombak pengerahan seluruh potensi rakyat Indonesia. Mereka menghimpun kekuatan massa melalui berbagai rapat raksasa dan kampanye keliling.
Tokoh PUTERA juga dapat berkomunikasi dengan leluasa kepada rakyat, sehingga berhasil membentuk mental masyarakat untuk menyambut kemerdekaan dua tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
PUTERA mampu merangsang terjalinnya hubungan antara para pemimpin nasionalis dan rakyat. Hal yang sebelumnya dibatasi oleh pemerintah Kolonial Belanda.
Namun akhirnya, Jepang resmi membubarkan PUTERA dan menggantikannya dengan Himpunan Kebaktian Jawa (Jawa Hokokai).
Demikian adalah tokoh Empat Serangkai untuk memimpin organisasi PUTERA bentukan Jepang. (SP)