Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tradisi Cuci Negeri Soya dan Tujuannya
18 September 2024 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tradisi cuci negeri soya adalah salah satu tradisi yang berkembang di pinggir kota Ambon . Negeri soya sendiri adalah sebuah desa di kota Ambon yang masih menggunakan bahasa daerah dan menjaga serta menjunjung warisan nilai adat.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini diadakan setiap tahun, tepatnya pada minggu kedua bulan Desember. Cuci negeri soya memiliki makna membersihkan wilayah dari segala bentuk kotoran, sekaligus membersihkan hati dan pikiran seluruh masyarakat yang tinggal di negeri Soya.
Tradisi Cuci Negeri Soya
Mengutip situs ambon.go.id, tradisi cuci negeri soya melibatkan serangkaian acara adat, seperti pembersihan negeri, naik ke gunung Sirimau, upacara adat cuci negeri, cuci air (Wai Werhalouw dan Unuwei) dan masuk kain gandong.
Sebelum acara dimulai, seorang pria akan meniup alat musik tradisional bia untuk menarik perhatian masyarakat, sebelum tokoh adat menyampaikan perintah raja untuk ikut serta dalam tradisi ini.
Selama pembersihan, tokoh adat berdoa kepada Sang Pencipta agar penduduk terlindungi dari bahaya dan penyakit.
ADVERTISEMENT
Setelah proses pembersihan selesai, puncak acara dimulai dengan menyambut rombongan dari gunung Sirimau, yang disambut dan dijamu secara adat seperti penerimaan sirih ping dan minum sopi.
Seorang ibu kemudian menyambut raja sebagai tanda penghormatan. Seluruh warga berkumpul di Baileo untuk mendengarkan prosesi adat, seperti kapata dalam bahasa daerah dan pidato dari raja.
Pada tahap berikutnya, peserta adat akan dilingkari dengan kain putih panjang yang disebut gandong, sebelum diiringi ke pesta negeri yang berlangsung hingga malam hari.
Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan wilayah secara bersama-sama dan memperkuat nilai-nilai persatuan serta persaudaraan di antara masyarakat. Selain itu, tradisi ini juga bermakna sebagai upaya penyucian diri dari perasaan permusuhan, iri hati, dan kecurigaan.
ADVERTISEMENT
Pada 20 Oktober 2015, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu Anies Baswedan menetapkan tradisi cuci negeri soya sebagai warisan budaya tak benda.
Cuci negeri Soya tidak hanya didasarkan pada tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi, tetapi juga bertujuan untuk menjaga dan menghidupkan nilai-nilai positif yang diyakini oleh masyarakat, sehingga dapat terus dikenang oleh generasi mendatang.
Demikianlah pembahasan seputar tradisi cuci negeri soya dan tujuannya untuk membersihkan wilayah juga hati penduduknya. Sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, tradisi ini harus tetap dijaga dan dilestarikan.