Konten dari Pengguna

Tradisi Kehidupan Manusia Purba yang Tinggal di Dalam Gua

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
10 November 2024 21:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi kehidupan manusia purba yang tinggal di dalam gua, Foto: Pixabay/ambquinn
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi kehidupan manusia purba yang tinggal di dalam gua, Foto: Pixabay/ambquinn
ADVERTISEMENT
Kehidupan manusia purba yang tinggal di dalam gua dinamakan abris saus roche. Abris saus roche merupakan gua yang memang dijadikan sebagai tempat tinggal atau tempat berlindung manusia purba dari cuaca serta ancaman binatang buas.
ADVERTISEMENT
Abris saus roche atau gua sebenarnya merupakan sebuah ceruk yang berada di dalam batu karang yang cukup untuk memberikan perlindungan dari berbagai cuaca dan serangan binatang.

Kehidupan Manusia Purba yang Tinggal di Dalam Gua

Ilustrasi tradisi kehidupan manusia purba yang tinggal di dalam gua, Foto: Pixabay/WikiImages
Dikutip dalam buku Sejarah kelas X SMA, Sardiman, (2007) kehidupan manusia purba yang tinggal di dalam gua yaitu abris saus roche. Namun, terdapat tradisi kebudayaan kehidupan manusia purba yang dapat diketahui.

1. Kebudayaan Tulang Sampung

Menurut penelitian Van Stein Callenfels, penelitian pertama tentang abris saus roche dilakukan di dalam Gua Lawa, Ponorogo, Jawa Timur, penelitian dilakukan sejak tahun 1928 hingga tahun 1931.
Beberapa alat pada zaman mesolitikum yang ditemukan di dalam gua tersebut di antaranya terdapat alat-alat bebatuan seperti mata panah, batu penggiling, dan alat dari tulang atau tanduk.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar alat yang ditemukan yaitu di sampung adalah alat-alat dari tulang, karena itulah disebut sebagai tulang sampung. Biasanya manusia purba memiliki tradisi menggunakan peralatan ini untuk kebutuhan sehari-hari.

2. Kebudayaan Toala

Ahli penelitian dari Swiss yaitu Fritz Sarasin dan Paul Sarasin yang meneliti beberapa gua di Lumancong, Sulawesi Selatan pada tahun 1893 hingga tahun 1896.
Keduanya menemukan peralatan dalam gua yaitu serpihan atau flake, mata panah, dan peralatan yang berasal dari tulang.
Van Stein Callenfels juga meneliti dari adanya kebudayaan tulang sampung dan juga memastikan kebudayaan Toala, yang merupakan kebudayaan zaman mesolitikum yang berlangsung selama 3000 hingga 1000 SM.
Penelitian selanjutnya juga ditemukan di beberapa Gua Maros, Bone, dan Bantaeng (Sulawesi Selatan), ditemukan adanya peralatan serpih atau flake dan peralatan batu penggiling, gerabah, dan kapak Sumatra.
ADVERTISEMENT
Alat-alat yang mirip dengan kebudayaan Toala ditemukan di sekitaran pulau Flores, Roti, dan Timor. Untuk di daerah Priangan, Bandung berhasil didapatkan flake yang terbuat dari obsidian.
Hal ini merupakan tradisi yang digunakan manusia purba, yaitu menggunakan peralatan di kebudayaan Toala sebagai peralatan sehari-hari.
Demikian merupakan penjelasan kehidupan manusia purba yang tinggal di dalam gua yang kerap disebut abris saus roche dan kebudayaan yang digunakan. (Sis)