news-card-video
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Tradisi Nganggung dari Bangka Belitung yang Perkuat Tali Persaudaraan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 Maret 2025 14:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Nganggung dari Bangka Belitung yang Perkuat Tali Persaudaraan, Pexels/cottonbro studio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Nganggung dari Bangka Belitung yang Perkuat Tali Persaudaraan, Pexels/cottonbro studio
ADVERTISEMENT
Tradisi Nganggung merupakan salah satu budaya khas yang masih dilestarikan di Bangka Belitung. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat, terutama dalam berbagai acara keagamaan, perayaan, atau momen penting lainnya.
ADVERTISEMENT
Nilai sosial yang kuat tercermin dalam tradisi ini, di mana setiap keluarga berpartisipasi dan berbagi rezeki dengan sesama. Hingga kini, Nganggung tetap menjadi bagian dari identitas budaya yang dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Tradisi Nganggung dari Bangka Belitung

Ilustrasi Tradisi Nganggung dari Bangka Belitung, Pexels/Thirdman
Mengutip dari wonderful.pangkalpinangkota.go.id, tradisi Nganggung, juga dikenal sebagai Sepintu Sedulang, adalah warisan budaya masyarakat Melayu di Bangka Belitung yang mencerminkan semangat gotong-royong dan kebersamaan.
Dalam tradisi ini, setiap keluarga membawa dulang wadah berbentuk bundar yang terbuat dari kayu, kuningan, atau timah berisi aneka makanan lengkap seperti nasi, lauk-pauk, kue, dan buah-buahan.
Dulang tersebut ditutup dengan tudung saji dan dibawa ke tempat pertemuan bersama, seperti masjid, surau, atau lapangan, untuk dinikmati bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Nganggung biasanya dilaksanakan pada momen-momen penting dalam kalender Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad saw, Nisfu Sya'ban, Muharram, serta setelah shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Selain itu, tradisi ini juga diadakan saat menyambut tamu penting, merayakan hasil panen melimpah, atau perayaan pernikahan. Tujuan utamanya adalah mempererat tali silaturahmi antarwarga, menjaga kerukunan, dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal.
Proses pelaksanaan Nganggung dimulai dengan persiapan hidangan oleh setiap keluarga, yang kemudian ditempatkan dalam dulang dan ditutup dengan tudung saji.
Dulang tersebut dibawa ke lokasi pertemuan dengan cara diangkat setinggi bahu. Setelah semua dulang terkumpul, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa dan ceramah agama sesuai dengan perayaan yang berlangsung, sebelum akhirnya makanan dinikmati bersama.
ADVERTISEMENT
Melalui tradisi Nganggung, masyarakat Bangka Belitung tidak hanya menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dan rasa kebersamaan di antara mereka. Tradisi ini menjadi identitas khas yang terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Itulah penjelasan mengenai tradisi nganggung dari Bangka Belitung yang memperkuat tali persaudaraan. (Adi)