Konten dari Pengguna

Tradisi Nyepi di Indonesia, Perayaan Sakral Hindu yang Sarat Makna Spiritual

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
30 Maret 2025 8:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi Nyepi di Indonesia. Foto: Pexels.com/wayan prawira
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi Nyepi di Indonesia. Foto: Pexels.com/wayan prawira
ADVERTISEMENT
Tradisi Nyepi di Indonesia merupakan salah satu ritual keagamaan yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Hindu. Perayaan ini dilakukan dengan penuh ketenangan dan diikuti oleh berbagai rangkaian upacara yang sakral.
ADVERTISEMENT
Setiap tahapan dalam tradisi ini memiliki filosofi yang kuat dan dijalankan dengan penuh keikhlasan oleh umat Hindu.

Tradisi Nyepi di Indonesia

Ilustrasi tradisi Nyepi di Indonesia. Foto: Pexels.com/Berthold Grünhagen
Dikutip dari untar.ac.id, tradisi Nyepi di Indonesia merupakan perayaan tahun baru Saka yang dirayakan dengan penuh kekhusyukan oleh umat Hindu, terutama di Bali.
Ritual ini berlangsung selama 24 jam di mana seluruh aktivitas masyarakat dihentikan sepenuhnya. Tidak ada suara bising, tidak ada cahaya yang dinyalakan, dan bahkan transportasi umum maupun penerbangan dihentikan sementara.
Sehari sebelum Nyepi, dilakukan upacara Melasti yang bertujuan untuk pensucian diri dan membuang segala unsur negatif ke laut.
Umat Hindu mengenakan pakaian serba putih dan berbondong-bondong menuju sumber air seperti laut atau danau. Prosesi ini diyakini sebagai bentuk penyucian diri serta pemurnian benda-benda sakral yang ada di pura.
ADVERTISEMENT
Selain Melasti, terdapat juga upacara Tawur Kesanga yang bertujuan untuk menetralisir kekuatan jahat agar tidak mengganggu kehidupan manusia.
Pada malam sebelum Nyepi, diadakan pawai Ogoh-Ogoh yang menjadi salah satu daya tarik utama perayaan ini.
Ogoh-Ogoh merupakan patung besar berbentuk makhluk menyeramkan yang melambangkan roh jahat. Patung ini diarak keliling desa sebelum akhirnya dibakar sebagai simbol penghancuran sifat buruk dalam diri manusia.
Upacara ini dilakukan dengan penuh semangat oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang berpartisipasi dalam proses pembuatan dan arak-arakan Ogoh-Ogoh.
Saat Hari Raya Nyepi tiba, umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari empat pantangan utama, yaitu tidak menyalakan api atau cahaya, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak menikmati hiburan.
ADVERTISEMENT
Larangan ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang benar-benar sunyi sehingga umat Hindu dapat melakukan refleksi diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Keheningan ini juga memberikan kesempatan bagi alam untuk beristirahat dan memulihkan diri dari aktivitas manusia sehari-hari.
Bagi masyarakat non-Hindu yang tinggal di Bali, tradisi ini tetap dihormati dengan tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu ketenangan.
Wisatawan yang berkunjung pun harus mengikuti aturan yang berlaku, seperti tetap berada di dalam penginapan dan tidak menyalakan lampu di malam hari.
Seluruh pulau Bali benar-benar berada dalam kondisi hening tanpa gangguan apapun.
Makna dari Nyepi tidak hanya sebatas ritual keagamaan, tetapi juga memiliki filosofi mendalam tentang keseimbangan hidup. Tradisi ini mengajarkan pentingnya introspeksi diri, mengendalikan hawa nafsu, serta menciptakan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Keheningan yang diciptakan selama Nyepi memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk merenungkan perbuatannya dan memulai lembaran baru dalam kehidupan.
Tradisi Nyepi di Indonesia merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang masih terjaga hingga saat ini.
Perayaan ini menunjukkan bagaimana sebuah masyarakat mampu menjaga nilai-nilai spiritualitas dan keharmonisan dengan alam melalui ritual yang telah diwariskan secara turun-temurun. (Khoirul)