news-card-video
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Tradisi Pacuan Kuda: Sejarah dan Kegunaannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
5 Maret 2025 22:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Pacuan Kuda, Foto: Pexels/Jean van der Meulen
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Pacuan Kuda, Foto: Pexels/Jean van der Meulen
ADVERTISEMENT
Pacuan kuda adalah jenis olahraga berkuda yang memerlukan keterampilan fisik. Di Indonesia juga ada tradisi pacuan kuda dan kegunaannya yang perlu diketahui masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Pacuan kuda - P2K Stekom, (2025), dalam situs p2k.stekom.ac.id, pacuan kuda adalah salah satu jenis olahraga yang mengutamakan keterampilan dalam menunggang, mengendarai, berlari, melompat menggunakan kuda.
Berkuda, atau yang dikenal sebagai equestrian, tidak hanya bermanfaat untuk melatih kekuatan fisik seperti keseimbangan dan koordinasi tubuh, tetapi juga dapat digunakan sebagai terapi untuk kesehatan mental.

Tradisi Pacuan Kuda: Sejarah dan Kegunaannya

Ilustrasi Tradisi Pacuan Kuda, Foto: Pexels/Jose Ricardo Barraza Morachis
Tradisi pacuan kuda di Indonesia berasal dari Aceh. Dikutip dari Sekilas Sejarah Pacuan Kuda Gayo Sebagai Tradisi Pestas Rakyat Gayo, (2013), dalam situs acehprov.go.id, tradisi pacuan kuda yang berasal dari aceh adalah gayo.
Masih dikutip dari Sekilas Sejarah Pacuan Kuda Gayo Sebagai Tradisi Pestas Rakyat Gayo, (2013), dalam situs acehprov.go.id, Kabupaten Aceh Tengah dikenal dengan berbagai sebutan diantaranya "Negeri Diatas Awan", "Dataran Tinggi Tanoh Gayo" dan "Negeri Antara".
ADVERTISEMENT
Di negeri ini berlangsung pesta rakyat gayo tahunan yang menampilkan pacuan kuda tradisional gayo. Tanpa perlu arahan atau promosi, masyarakat yang tinggal di dataran tinggi Tanoh Gayo pada saat itu secara spontan berbondong-bondong menuju Kota Takengon.
Menyaksikan pesta rakyat gayo dengan pacuan kuda tradisional gayo berlangsung selama sepekan. Tempat yang dipilih sebagai lokasi pacuan kuda adalah Gelenggang Musara Alun, persis terletak di jantung kota Takengon ibukota Kabupaten Aceh Tengah.
Di sepanjang jalur yang melingkar, pembatasnya hanya terbuat dari rotan. Pacuan kuda tradisional gayo merupakan sebuah acara yang berlangsung tiap tahun.
Peristiwa pacuan kuda ini adalah bagian dari peringatan hari ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Masyarakat sangat memperhatikan arena pacuan ini, sehingga menjadi pusat perhatian mereka.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Nilai-nilai yang Terkandung dalam Tradisi Pacu Kude Tradisional Gayo di Kabupaten Bener Meriah, oleh Ulan Dari et al, (2021), dalam situs jim.usk.ac.id, pacuan kuda ini juga menjadi pesta rakyat yang digunakan beberapa tokoh untuk memamerkan kudanaya.
Dalam ajang pacuan kuda ini, si pemilik kuda tidak sedikit untuk mengeluarkan biaya untuk perawatan dan pemeliharaan kuda agar menang di ajang tersebut. Beberapa cara dilakukan agar kuda terlihat sehat, bersih, kuat, dan elok dipandang.
Pacuan kuda ini memiliki banyak manfaat positif bagi masyarakat gayo selain dijadikan ajang pariwisata yang dapat membangun ekonomi masyarakatnya, namun juga menjadi event untuk mempererat silaturahmi masyarakat setempat.
Itulah sejarah tradisi pacuan kuda di Aceh dan kegunaannya. Orang yang berdatangan dari berbagai daerah untuk menyaksikan olahraga tersebut menjadi pesta budaya tahunan yaitu pacuan kuda tradisional gayo. (IF)
ADVERTISEMENT