Konten dari Pengguna

Tradisi Rasulan: Memahami Makna dan Sejarahnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 September 2024 19:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi rasulan. Foto: Pexels.com/Mark Stebnicki
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi rasulan. Foto: Pexels.com/Mark Stebnicki
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi rasulan adalah salah satu perayaan adat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Perayaan ini biasanya digelar setelah panen sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah dan sebagai ritual untuk menjaga keselamatan desa dari berbagai bencana.
Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya bersyukur kepada Tuhan atas panen mereka, tetapi juga melestarikan kebudayaan yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Tradisi Rasulan

Ilustrasi tradisi rasulan. Foto: Pexels.com/Mark Stebnicki
Tradisi rasulan adalah perayaan penting yang dilaksanakan setelah musim panen oleh masyarakat Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dikutip dari desatepus.gunungkidulkab.go.id, tradisi ini memiliki tujuan untuk merayakan hasil bumi yang melimpah dan berdoa agar desa terhindar dari musibah.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat mengadakan berbagai kegiatan, seperti kerja bakti membersihkan desa, perlombaan, hingga pertunjukan seni.
Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan rasa kebersamaan, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan antar warga.
ADVERTISEMENT
Inti dari tradisi rasulan adalah kenduri atau acara makan bersama dengan sajian khas, seperti ingkung ayam kampung dan berbagai hasil panen lainnya.
Kenduri ini dilaksanakan dengan harapan membawa berkah dan keselamatan bagi seluruh warga desa.
Selain kenduri, terdapat juga upacara penyucian yang disebut ruwatan, yang dipercaya mampu menolak bala dan membersihkan desa dari malapetaka.
Upacara ruwatan biasanya dipimpin oleh tetua adat atau dalang khusus yang membacakan doa-doa untuk keselamatan desa.
Sejarah tradisi rasulan sudah berlangsung sejak zaman dahulu, sebagai bagian dari cara masyarakat agraris Jawa menjaga hubungan harmonis dengan alam.
Tradisi ini tidak hanya untuk menunjukkan rasa syukur, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang diyakini telah menjaga kesejahteraan desa.
ADVERTISEMENT
Meskipun zaman telah berubah, tradisi ini tetap dipertahankan dan menjadi identitas penting bagi masyarakat pedesaan di Gunungkidul.
Melalui rasulan, masyarakat tidak hanya melestarikan budaya leluhur, tetapi juga menjaga harmoni antara manusia dan alam.
Pada penutupan acara rasulan, biasanya diadakan pertunjukan seni tradisional seperti wayang, jathilan, atau kethoprak, yang menjadi simbol penting dalam menjaga dan menghormati kebudayaan lokal.
Masyarakat berharap, dengan melestarikan tradisi ini, keberkahan dan kemakmuran akan selalu mengiringi kehidupan mereka.
Tradisi rasulan adalah salah satu kekayaan budaya yang harus terus dilestarikan karena mencerminkan kearifan lokal yang sangat berharga bagi masyarakat Jawa.