Konten dari Pengguna

Tradisi Tabuik Sumbar: Makna dan Keunikannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 September 2024 5:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi Tabuik. Pexels.com/Genaro-Servín
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi Tabuik. Pexels.com/Genaro-Servín
ADVERTISEMENT
Tradisi Tabuik merupakan salah satu upacara adat yang paling ikonik di Sumatera Barat, khususnya di daerah Pariaman. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sebagai bagian dari peringatan Asyura atau 10 Muharram.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnalbpnbsumbar.kemdikbud.go.id, Upacara Tabuik: Ritual Keagamaan Pada Masyarakat Pariaman, Refisrul, 2016, 32, tradisi ini ditunggu setiap tahun oleh masyarakat Muslim karena keunikannya yang membuatnya begitu khas dan menarik.

Makna Tradisi Tabuik

Ilustrasi tradisi Tabuik. Pexels.com/Yudha-Mahendra
Tradisi Tabuik berakar dari sejarah Islam, khususnya peristiwa tragis di Karbala yang terjadi pada tahun 680 Masehi. Peristiwa ini mengisahkan kematian cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali, dalam pertempuran melawan pasukan Yazid bin Muawiyah.
Kematian Husain yang dianggap sebagai simbol pengorbanan dan perjuangan melawan kezaliman ini kemudian diperingati oleh umat Muslim di berbagai belahan dunia, termasuk di Pariaman, Sumatera Barat.
Di Pariaman, peringatan ini diwujudkan dalam bentuk upacara Tabuik, di mana masyarakat membangun sebuah "tabuik" atau peti mati yang melambangkan keranda jenazah Husain.
ADVERTISEMENT
Tabuik tersebut dihiasi dengan berbagai ornamen, bunga, dan patung kuda bersayap yang disebut "buraq." Prosesi Tabuik ini diisi dengan berbagai ritual, mulai dari pembuatan Tabuik, arak-arakan di sepanjang jalan, hingga puncaknya adalah pembuangan Tabuik ke laut.

Keunikan Tradisi Tabuik

Ilustrasi tradisi Tabuik. Pexels.com/Denniz-Futalan
Di bawah ini terdapat beberapa keunikan tradisi ini, yaitu:

1. Prosesi yang Megah dan Penuh Simbolisme

Salah satu keunikan dari tradisi Tabuik adalah prosesi yang megah dan penuh dengan simbolisme. Setiap tahapan dalam prosesi memiliki makna tersendiri yang sarat dengan nilai-nilai religius dan budaya.
Pembuatan Tabuik melibatkan kerjasama komunitas dan membutuhkan waktu yang lama, menunjukkan nilai gotong royong yang kuat dalam masyarakat.

2. Keterlibatan Masyarakat yang Luas

Tradisi Tabuik melibatkan seluruh lapisan masyarakat Pariaman, baik dari segi persiapan maupun pelaksanaannya. Masyarakat terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, yang masing-masing memiliki peran penting dalam ritual ini.
ADVERTISEMENT
Keterlibatan aktif dari masyarakat ini menjadikan tradisi Tabuik sebagai ajang kebersamaan dan solidaritas sosial yang sangat kental.

3. Puncak Acara yang Spektakuler

Puncak dari tradisi Tabuik adalah saat kedua tabuik diarak ke pantai dan kemudian dibuang ke laut. Momen ini selalu dinanti-nanti oleh ribuan penonton, baik dari kalangan lokal maupun wisatawan.
Bagi masyarakat setempat, pembuangan Tabuik ke laut dipercaya sebagai simbolisasi kembalinya arwah Husain ke tempat yang tenang.

4. Warisan Budaya yang Dijaga

Walaupun memiliki akar dari sejarah Islam, tradisi Tabuik juga menjadi identitas budaya masyarakat Pariaman. Warisan ini terus dilestarikan dari generasi ke generasi, menjaga nilai-nilai tradisi dan religius yang ada di dalamnya.
Hal ini menjadikan Tabuik bukan sekadar upacara, tetapi juga sebagai simbol kekayaan budaya Sumatera Barat yang unik dan bernilai tinggi.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, tradisi Tabuik merupakan perpaduan antara keagamaan dan kebudayaan. Tradisi ini juga simbol kebersamaan dan identitas masyarakat Pariaman yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.(AYAA)