Tradisi Wiwitan Sebelum Panen di Jawa

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
27 Mei 2024 18:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi wiwitan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi wiwitan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi Wiwitan merupakan salah satu tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Jawa sebelum memanen padi.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut ini akan membahas lebih lanjut tentang berbagai fakta menarik Tradisi Wiwitan yang patut diketahui.

Tradisi Wiwitan

Ilustrasi tradisi wiwitan. Foto: Pixabay
Masyarakat Jawa selalu lekat dengan berbagai tradisi masyarakat. Mereka cenderung melestarikan tradisi, salah satunya adalah Tradisi Wiwitan.
Dalam buku Makna Filosofi Tradisi Wiwitan karya Villa Tamara, upacara adat yang dilakukan petani sebelum masa tanam adalah mojok’i dan sebelum masa panen adalah wiwitan.
Wiwitan sendiri memiliki arti awalan dalam Bahasa Indonesia. Wiwit merupakan tradisi Jawa sebagai perwujudan rasa syukur atas pamen melalui ritual mboyong Dewi Sri.
Dia adalah wujud dewi padi dan dewi kesuburan. Ritual disertai dengan ubarampe yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan dan jajanan pasar.
Bahan sajian yang dipilih pun memiliki filosofi masing-masing, contohnya tumpeng, ayam ingkung, telur, jajanan pasar, tikar, janur, ketupat, kendi, baju, cermin, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Rangkaian acara wiwit dimulai dengan pinuwunan atau doa bersama semalam sebelum kegiatan, demi memohon keselamatan dan mengucap terima kasih pada Tuhan.
Esok harinya, arak-arakan ubarampe atau gunungan hasil bumi dan ritual mulai berlangsung. Ritual awal dimulai dengan pembakaran sesajen di sawah.
Setelah itu, dilanjutkan dengan menyiram padi dan memotong padi berjumlah ganjil menggunakan ani-ani. Setelah ritual selesai, ubarampe akan dibagikan pada masyarakat.
Tahapan Tradisi Wiwitan yang masih dilakukan di Pulau Jawa ini sesuai dengan yang ditulis Khusnul Bayu, dkk, dalam buku Jelajah Budaya Menoreh.
Selain sebagai agenda syukuran dan hiburan, Tradisi Wiwitan mengandung makna filosofi untuk menyelaraskan hubungan antara manusia dan Tuhan atas limpahan kekayaan.
Wiwit bisa juga berarti penjaga ketahanan pangan dengan budidaya pengolahan lahan pertanian oleh petani. Hakikatnya, wiwit merupakan proses panen padi untuk disimpan sebagai benih di musim selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Tradisi Wiwitan juga dilakukan sebagai ajang silaturahmi antarmasyarakat. Tradisi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, kerukunan, dan gotong royong antarwarga masyarakat.
Pada zaman era modern saat ini, Tradisi Wiwitan masih dilakukan oleh sebagian petani yang tersebar di berbagai wilayah adalah sebagai upaya melestarikan kebudayaan.
Demikian adalah pembahasan tentang Tradisi Wiwitan dan berbagai fakta menarik tentang upacara adat yang masih dilakukan di Jawa. (SP)