Konten dari Pengguna

Tujuan Tanam Paksa pada Masa Penjajahan dan Sejarahnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
13 Januari 2024 22:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tanam paksa pada penjajahan. Sumber foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tanam paksa pada penjajahan. Sumber foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Tujuan tanam paksa pada masa penjajahan dipercayai adalah untuk menguntungkan pihak Belanda, yang saat itu sedang mengalami krisis ekonomi dan membuat kas negara kosong, akibat Perang Jawa.
ADVERTISEMENT
Namun ternyata, masih ada sejumlah tujuan utama yang melatarbelakangi sistem tanam paksa pada masa penjajahan. Apa saja itu? Untuk penjelasan lengkapnya, simak di bawah ini.

Sejarah dan Tujuan Tanam Paksa pada Masa Penjajahan

Ilustrasi tanam paksa. Sumber foto: Unsplash
Dalam sejarah Indonesia, sistem tanam paksa atau yang dikenal sebagai Cultuurstelsel, menjadi salah satu peristiwa kelam. Sebab, sistem ini kerap menyiksa rakyat, hingga menimbulkan korban.
Dikutip Serba-Serbi Tanam Paksa milik Zulkarnain 1, sistem tanam paksa ini jauh lebih keras dan kejam dibandingkan sistem monopoli VOC. Pasalnya, tanam paksa ini berhasil memberikan sumbangan besar untuk modal kolonialisme Hindia Belanda.
Sistem tanam paksa sendiri memiliki sejumlah tujuan yang merugikan rakyat, hingga menuai kritik keras dari berbagai kalangan. Bahkan, tidak ada sedikit pun keuntungan yang diterima oleh rakyat saat itu.
ADVERTISEMENT
Tujuan tanam paksa atau Cultuurstelsel pada masa penjajahan Belanda adalah:

Praktik Sistem Tanam Paksa

Belanda memang berhasil meraup keuntungan dalam jumlah besar. Namun, hal ini justru berbanding terbalik dengan rakyat Indonesia yang mengalami berbagai penyelewengan kekuasaan, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari tujuan dan praktiknya, sistem tanam paksa memang tidak memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia. Sebaliknya, Belanda justru meraup keuntungan sebanyak-banyaknya di atas penderitaan masyarakat kala itu. (RN)