Konten dari Pengguna

Wujud Politik Devide et Impera Belanda dalam Memerangi Nuku

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
1 Desember 2024 8:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wujud Politik Devide et Impera Belanda dalam Memerangi Nuku, Unsplash/Katelyn Perry
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wujud Politik Devide et Impera Belanda dalam Memerangi Nuku, Unsplash/Katelyn Perry
ADVERTISEMENT
Wujud politik divide et impera Belanda dalam memerangi Nuku terlihat jelas melalui strategi pemecah belahan yang diterapkan untuk melemahkan kekuatan lawan-lawan di Nusantara.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari p2k.stekom.ac.id, divide et impera adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan.

Wujud Politik Devide et Impera Belanda dalam Memerangi Nuku

Ilustrasi Wujud Politik Devide et Impera Belanda dalam Memerangi Nuku, Unsplash/Birmingham Museums Trust
Bagaimana wujud politik divide et impera Belanda dalam memerangi Nuku?
Politik divide et impera yang diterapkan oleh Belanda dalam menghadapi perlawanan Nuku di Maluku adalah strategi memecah belah kekuatan lokal dan menghancurkan perlawanan dengan memanfaatkan perbedaan dan konflik internal antara kelompok-kelompok yang ada di wilayah tersebut.
Salah satu contoh utama dari politik divide et impera dalam konteks Nuku adalah upaya Belanda untuk memanfaatkan perbedaan antara suku-suku atau kelompok-kelompok yang berbeda di Maluku.
ADVERTISEMENT
Belanda sering kali menghasut perselisihan antara kerajaan-kerajaan lokal atau antar sesama kelompok perlawanan untuk mengurangi kekuatan bersama yang dapat membahayakan dominasi kolonial.
Mereka juga berusaha untuk mendukung kelompok yang lebih lemah dalam perlawanan agar dapat mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh pemimpin seperti Nuku, yang merupakan pemimpin perlawanan utama di Maluku pada masa itu.
Politik divide et impera ini terlihat jelas dalam beberapa langkah Belanda yang memperalat persaingan antar kerajaan-kerajaan lokal, seperti dengan menjanjikan dukungan atau keuntungan kepada pihak-pihak yang bersedia mendukung Belanda.
Dalam hal ini, strategi Belanda adalah untuk memanfaatkan konflik yang sudah ada, atau menciptakan ketegangan baru di antara kelompok-kelompok yang lebih lemah, sehingga mereka tidak akan dapat bersatu untuk melawan Belanda secara efektif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Belanda juga seringkali berusaha untuk memperlemah kekuatan perlawanan dengan cara membujuk sebagian pihak untuk beralih sisi, menjanjikan perlindungan atau keuntungan ekonomi.
Belanda juga menggunakan kekuatan militer untuk menekan kelompok-kelompok yang tetap bertahan dalam perlawanan.
Dengan memecah belah perlawanan lokal yang dipimpin oleh Nuku, Belanda berharap dapat melemahkan gerakan perlawanan yang semakin kuat dan mengarah pada kemerdekaan daerah-daerah tersebut.
Secara keseluruhan, politik divide et impera Belanda sangat efektif dalam menghalangi persatuan di kalangan kelompok-kelompok yang berperang melawan penjajahan.
Hal ini termasuk dalam perlawanan yang dipimpin oleh Nuku di Maluku, yang akhirnya harus menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan perjuangannya akibat strategi tersebut.
Itulah penjelasan mengenai wujud politik devide et impera Belanda dalam memerangi Nuku.
ADVERTISEMENT