Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bekal Kreatif Tengah Ramai di Sosial Media, Apakah Perlu Dihias Seperti itu?
18 Agustus 2022 16:06 WIB
Tulisan dari Sekar Aqillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fenomena bekal kreatif untuk anak, tengah menjadi pembicaraan hangat di media sosial terutama di kalangan para ibu. Ada yang berpendapat bekal kreatif yang kerap di posting di media sosial memberatkan sebagian dari mereka, dan mengatakan bahwa isi bekal kreatif juga tidak bergizi. Namun, tidak sedikit dari mereka yang tertarik untuk membuat bekal cantik dan menarik untuk anaknya.
ADVERTISEMENT
Sebelum menentukan fenomena bekal kreatif itu patut diikuti atau tidak, mari ketahui lebih dulu sebenarnya apa itu bekal kreatif?
Bekal kreatif yang tengah ramai dibicarakan merupakan kotak bekal ala bento. Bento merupakan makanan bekal yang biasa dibuat oleh masyarakat Jepang yang ditaruh dalam suatu wadah kotak terbuat dari kayu yang berisi nasi dan lauk pauk.
Bento sudah ada sejak abad ke-13 untuk mempermudah masyarakat Jepang dalam membawa bekal yang praktis ketika hendak bekerja atau berburu. Pada era Meiji (1868-1912) isi bento terdiri dari lobak, onigiri, acar daikon, dan umeboshi yang dibungkus dengan daun bambu.
Kotak bento bersekat diproduksi pertama kali pada era Azachu-Momyama (1568-1600) untuk memisahkan makanan dan disajikan saat pesta-pesta besar pada zaman itu.
ADVERTISEMENT
Seiring perkembangan zaman, bento tidak hanya berwadah kayu, namun ada pula yang menggunakan kotak aluminium. Bento ini disebut dengan bento modern. Inovasi terus berlangsung menyesuaikan dengan kebutuhan dan kegemaran pembuatnya karena tidak ada aturan resmi dalam pembuatan bekal bento.
Tidak mengherankan apabila sekarang bekal bento banyak yang mengandung kesan artistik untuk sebuah makanan bekal. Bahkan terdapat bento yang disusun menyerupai sosok karakter anime, film, dan game. Sehingga bahan jenis apa pun dapat masuk ke dalam isi bekal bento.
Selain praktis dan artistik, isi makanan bento diperuntukkan untuk menu bekal yang sehat. Menu bekal sehat bukan berarti harus nasi dan sayur saja. Bento kerap disusun dengan berbagai warna, sehingga lazim di dalamnya ditemukan telur yang berwarna kuning, daging yang berwarna kuning, buah, kue, jelly, hingga manisan jenis lainnya. Hal ini disesuaikan dengan kesukaan pemilik bekal.
ADVERTISEMENT
Bento Simbol Kesenjangan Sosial di Jepang
Fenomena yang saat ini terjadi mengingatkan pada suatu kisah mengenai bento di Jepang pada era Taisho (1912-1926) yang menjadikan bento sebagai simbol kesenjangan kekayaan. Mengapa demikian?
Pada saat perang Dunia I, tidak banyak orang yang membawa bento untuk santapan di luar rumah karena saat itu terjadi kegagalan panen di Jepang yang mengakibatkan rakyat mengalami kesulitan ekonomi. Sementara, yang dapat membawa bento hanya orang dari kalangan atas. Akibatnya, pembawaan bekal bento dibatasi karena menunjukkan status kekayaan seseorang.
Stigma ini dapat diatasi pada tahun 1980-an semenjak harga bahan makanan kembali normal. Bento mulai banyak ditemui di kantin sekolah dengan tujuan untuk memenuhi asupan gizi anak saat itu. Hal ini secara tidak langsung mengahapus stigma bento yang dijadikan simbol kesenjangan sosial.
ADVERTISEMENT
Sehingga adanya bekal bento bukan sebagai ajang perlombaan di kalangan ibu-ibu. Namun, konten itu sebaiknya hanya dijadikan referensi menu sehat guna penunjang pemenuhan gizi anak selama di luar rumah.