Konten dari Pengguna

Keterbatasan Ekonomi Bisa Berprestasi di Tingkat Internasional

Sekar Aqillah
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
11 Juli 2021 13:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekar Aqillah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keterbatasan ekonomi bukanlah akhir dari segalanya. Banyak cara untuk mewujudkan impian dan mendapatkan pendidikan yang sama seperti orang lain. Di mana ada kemauan, di sana ada jalan, begitu kata pepatah.
ADVERTISEMENT
Roberto Carlos adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Dia mengenyam pendidikan D3 (Diploma 3) di jurusan Teknik Sipil program studi Konstruksi Gedung semester 4. Bertempat tinggal di Pulo Gadung tidak menyurutkan semangatnya pergi ke kampus yang berada di Depok, Jawa Barat.
Malam itu, saat bertemu melalui virtual meeting, dia menceritakan bahwa keluarganya bukan termasuk golongan mampu. Dia memiliki 3 kakak dan hanya kakak pertamanya yang bekerja di sebuah kedai yang menjual makanan manado dengan pendapatan Rp 1.800.000 per bulan. Sedangkan kakak keduanya di-PHK sejak adanya pandemi ini dan kakak ketiganya seorang mahasiswa sama seperti dirinya. Pemasukan keluarganya hanya berasal dari ayah dan kakak pertamanya.
Pada bulan Juni lalu, dia mendaftarkan diri menjadi penerima beasiswa di kampusnya. Kebetulan beasiswa tersebut diperuntukan untuk mahasiswa yang kesulitan membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) semester ganjil. Roberto mendaftarkan diri karena ingin meringankan beban orang tuanya yang bekerja sebagai pemulung. UKT yang dia tanggung sebesar Rp 7.400.000 per semester.
ADVERTISEMENT
Walaupun begitu, di jurusannya dia termasuk mahasiswa yang aktif dan kerap berpartisipasi dalam beberapa perlombaan seperti NTU Bridge Design Competition 2021, peserta Speech Competition FIP English Club Expo 2020, WIKA Forum Engineering pada November 2020, dan masih banyak lagi. Dia pun aktif di organisasi kampus bernama Kelompok Studi Mahasiswa Bridge Building Club (KSM BBC) sebagai wakil ketua periode 2020-2021.
Roberto dan rekan satu timnya saat mengikuti kompetisis NTU Bridge Design Competition 2021 (sumber : dokumentasi pribadi)
Lebih lanjut, dia menceritakan saat dirinya mengikuti kompetisi mendesain jembatan skala Internasional di NTU Bridge Design Competition 2021 yang diadakan secara daring oleh Nanyang Technological University, Singapura. Dia terpilih menjadi satu-satunya kontingen yang mewakili kampusnya.
Kompetisi ini menitik beratkan pada perancangan dan perencanaan jembatan yang efisien dan ekonomis dengan menggunakan software bridge designer 2016. Dalam perlombaan itu dia dan timnya memperoleh peringkat 30 besar dari 80 peserta. Prestasi yang diraihnya itu menjadi pendobrak awal bagi mahasiwa Teknik Sipil di kampusnya untuk berani dan percaya diri mengikuti perlombaan tingkat nasional maupun internasional,
ADVERTISEMENT
Keterbatasan tidak menghentikan langkahnya untuk bermanfaat untuk sekitar dan menyerah pada keadaan. Kesulitan dalam membayarkan UKT dapat diantisipasi dengan mengikuti beasiswa yang ada dan mencari peluang lain seperti bekerja part time menjadi pengajar siswa SD dan SMP di lingkungan rumahnya.
(Sekar Aqillah/Politeknik Negeri Jakarta)