Konten dari Pengguna

Menikmati Murninya Kota Bandung dengan Setiap Sudut lokalnya

SekarPramudya Damayanti
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
4 Januari 2025 16:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SekarPramudya Damayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Gedung Asia Afrika Bandung(dokumen pribadi))
zoom-in-whitePerbesar
(Gedung Asia Afrika Bandung(dokumen pribadi))
ADVERTISEMENT
Kota Paris Van Java (Bandung), salah satu kota yang tak asing terdengar ditelinga. Kota yang memiliki beragam keunikan di setiap sudut ini membuat kita menambatkan hati untuk berkunjung ke kota tersebut. 2 Agustus 2024 kita memutuskan tanggal berlibur ke provinsi jawa barat tepatnya kota Bandung yang penuh dengan kelokalannya. Banyak hal yang tak terduga yang kita rasakan, pengalaman baru membawa kita untuk lebih menikmati arti dari sebuah murninya sudut lokal pada Kota Bandung.
(Kereta Serayu(dokumen probadi))
zoom-in-whitePerbesar
(Kereta Serayu(dokumen probadi))
Langit terlihat cerah walaupun matahari belum memunculkan teriknya serta dingin terasa dibadan ini. Kita menuju ke Stasiun Kereta pada pukul 05.10. Rencana ini di buat sengaja untuk berangkat 1jam lebih awal dari jam pemberangkatan 06.10 karena meminimalisir keterlambatan dan bisa menggunakan waktu tersebut untuk makan serta cetak tiket kereta sebelum pemberangkatan. Disepanjang jalan kereta ini menyusuri stasiun demi stasiun sebelum kita sampai ke stasiun yang menjadi tempat pemberhentian terakhir kita, tak ada rasa Lelah yang menyelimuti justru canda tawa yang muncul dalam perjalan ini. Sempat berhenti dibeberapa titik stasiun dan memanfaatkan hal ini untuk bisa istirahat dan meregangkan badan selama kurang lebih 5 jam total untuk sampai ke stasiun yang akan kita tuju.
(Stasiun Cipeundeuy(dokumen pribadi))
Ada hal menarik yang mencuri perhatian kita dengan salah satu pemberhentian stasiun ini yakni di stasiun cipeundeuy, dimana stasiun ini memperlihatkan para pedagang yang berada diluar gerbang besi stasiun sembari menawarkan barang dagangannya tanpa terlihatknya paras wajah, hanya terlihatnya sebatas tangan penuh harapan untuk demi mendapatkan sesuap nasi untuk keluarganya.
(dokumen pribadi)
Tak lama di stasiun itu kita pun melanjutkan perjalanan, tak terasa di pukul 12.20 kita sampai di stasiun kiaracondong sebagai tempat pemberhentian terakhir. Dengan suasana yang belum pernah dirasakan sebelumnya seperti logat penguncapan yang tak terbiasa didengar dalam keseharian menjadi hal baru untuk ingin menikmati setiap dari sudut kota ini. Kita memilih menggunakan kendaraan online kembali untuk menuju ke hotel yang sebelumnya sudah kita pesan, ternyata kita harus jalan cukup jauh karna kita turun didaerah yang tidak boleh terlintas kendaraan online. Sembari kita berjalan menyusuri jalan yang lumayan sempit dan padat orang berlalu Lalang.
ADVERTISEMENT
(dokumen pribadi)
Hari sudah mulai gelap dengan ditemani rintikan air hujan kita memutuskan untuk mencari destinasi di kota Bandung, sampai pada akhirnya kita memilih untuk menikmati suasana malam di jalan braga dengan ditemani riuhnya kendaraan yang menyusuri jalanan ini dan serta tak tertinggalkannya suara klakson disetiap kendaraan “tin tin tin” dan ramainya orang yang penasaran dengan jalan braga ini. Sangat indah, apa lagi ditemani pula cahaya lampu kuning sebagai penerang braga. Destinasi pertama kita tertuju ke jurnal lisa coffee, disitu kami menikmati beberapa hidangan yang menjadi padang pertama kita untuk tidak sabar menicicipi hidangan tersebut.kita memesan dua menu untuk nantinya kita bisa mencicipi satu sama lain hidangan tersebut. Menu pertama yang kita pilih yakni spaghetti yang dimasak dengan bawang putih dan ada sedikit tambahan minyak zaitun, yang kedua kita memesan pizza slice pepperoni five o.
(Foto museum(dokumen pribadi))
Hari ke-2 ditemani langit yang cerah kita memutuskan untuk ke braga kembali untuk mengunjungi salah satu museum yang tak jauh dari jurnal lisa coffee. Pertama kali masuk kita langsung jatuh hati dengan museum ini yang memainkan ornament warna yang indah pada setip sudut demi sudut, museum yang kita kunjungi ini bertemakan lautan serta adanya hasil karya lukis dari anak anak yang membuat kita tersentuh.
(ice cream terkenal di braga(dokumen pribadi))
Setelah mengunjungi museum ini kita mampir untuk bisa mencicipi ice cream kesukaan Gubernur Jawa Barat Bapak Ridwan Kamila sembari menikmati murninya akan kelokalan yang tergambarkan oleh ornamen-ornamen gedung tua serta kendaraan bandros yang menjadi salah satu daya tarik dari kota Bandung. Dengan masih terjaganya kelokalan pada kota ini menjadi daya tarik tersendiri dari orang untuk bisa kembali berkunjung ke kota ini.
(dokumen pribadi)
“Dan Bandung Bagiku Bukan Cuma Masalah Geografis, Lebih Jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi- Pidi Baig”
ADVERTISEMENT