Gagasan Feminisme dan Antipatriarki dalam Film Barbie

Sekarsari Sugihartono
Mahasiswi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Studi Hubungan Internasional
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2023 17:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekarsari Sugihartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Margot Robbie sebagai Barbie dalam teaser film live action Barbie. Foto: Dok. Tangkapan Layar YouTube Warner Bros
zoom-in-whitePerbesar
Margot Robbie sebagai Barbie dalam teaser film live action Barbie. Foto: Dok. Tangkapan Layar YouTube Warner Bros
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film Barbie pertama kali ditayangkan perdana pada tanggal 21 Juli 2023. Sejak pertama ditayangkan di bioskop, film ini sudah meraih keuntungan sebesar 155 juta dolar selama 3 hari pertama, dan bertambah menjadi 287,4 juta dolar di akhir minggu. Film garapan sutradara Greta Gerwig yang diproduksi Warner Bros mengundang banyak peminat terutama di para kaum wanita di seluruh dunia. Mayoritas dari seluruh wanita di dunia pasti pernah bermain ataupun memiliki boneka barbie di masa kecilnya.
ADVERTISEMENT
Barbie secara resmi memulai debutnya pada 9 Maret 1959, di American International Toy Fair di New York City, yang diciptakan oleh Ruth Handler dari Mattel, Inc. Handler mendapatkan inspirasinya dari boneka Lilli Jerman pada tahun 1956, dan pengembangan boneka Barbie dimulai segera setelah itu. Barbie pertama kali dijual pada tahun 1958.
Sejak kemunculan boneka barbie, tubuhnya telah menimbulkan kontroversi. Ibu-ibu yang menjadi subjek penelitian studi pasar yang disponsori oleh Mattel sebelum produk diluncurkan pada tahun 1958 mengkritik Barbie karena "terlalu banyak figur". Namun, Mattel menghindari masalah ini dengan mengiklankan Barbie langsung kepada anak-anak melalui televisi. Faktanya, Mattel, setelah mensponsori program Klub Mickey Mouse Walt Disney pada tahun 1955, menjadi perusahaan mainan pertama yang menyiarkan iklan untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Menyikapi permintaan konsumen yang semakin meningkat, pada tahun 1961 Mattel mengeluarkan “aksesori” utama Barbie yang merupakan pacarnya, yaitu Ken. Pada tahun 1963 Mattel menambahkan sahabat Barbie, Midge, dan pada tahun 1964 adik perempuan Barbie, Skipper. Saudara kandung lainnya kemudian muncul, dan pada tahun 1968 Barbie telah diberikan boneka warna "teman".
Namun, baru pada tahun 1980 boneka Barbie itu sendiri dirilis dalam inkarnasi Afrika-Amerika. Tahun itu juga melihat debut Latina Barbie. Semenjak itu, banyak boneka Barbie yang diproduksi dalam segala ras, baik mayoritas maupun minoritas, serta kostum-kostum Barbie diproduksi berdasarkan berbagai okupasi, seperti dokter, guru, insinyur, pemadam kebakaran, dan lain-lain. Fenomena ini menjadikan kaum wanita sebagai subjek pengguna Barbie untuk bisa merasa optimistis dan wanita di dunia dapat mencapai apa pun yang mereka inginkan, bahkan memiliki kapasitas untuk mengerjakan pekerjaan bagi kaum laki-laki juga.
ADVERTISEMENT
Dalam film Barbie yang baru saja dirilis dan masih ditayangkan di bioskop, film ini menggambarkan hubungan yang rumit antara gadis kecil dan Barbie yang dimilikinya saat masa kecil. Film ini menceritakan tentang nostalgia, peliknya kehidupan bagi seorang wanita di dunia nyata, serta kesulitan kaum wanita dalam mengatasi patriarki di masa sekarang.
Ditunjukkan bahwa film ini mencoba untuk meliput segala permasalahan seperti peran gender, patriarki, inklusi, keserakahan perusahaan, dan peran Mattel di dalamnya. Gagasan yang dimunculkan adalah wanita selalu dituntut banyak hal dan terkadang menjadi objek seksual yang membuat ketidakadilan gender.
Sedangkan di film ini diceritakan bahwa dalam dunia barbie, wanita memegang peran atas segalanya dan tidak ada patriarki sama sekali, sungguh berbanding terbalik dengan yang terjadi di dunia nyata. Pembawaan komedi sarkastis dalam Barbie membuat film ini memiliki banyak sekali penonton dan mampu mengalahkan film box office Oppenheimer yang ditayangkan pada waktu yang sama.
ADVERTISEMENT
Gagasan feminisme yang tersirat dalam film Barbie yang menyiratkan bahwa kaum wanita tidak butuh pria dalam hidup mereka serta bisa mencapai apapun yang diinginkan tanpa ada pengaruh patriarki juga menyulut banyak kritik, salah satunya Ben Saphiro. Selain gagasan feminisme yang tersirat, sebelumnya boneka Barbie pun telah dikritik atas bentuk badannya yang sangat tidak realistis yang merupakan simbol penekanan dunia terhadap kaum wanita bahwa standar kecantikan wanita harus memiliki badan yang langsing dan kulit yang sempurna tanpa selulit.
Pada tahun 1972, kelompok feminis berkumpul di luar pameran mainan untuk memprotes boneka yang menurut mereka mengabadikan stereotip seksual dengan mendorong gadis kecil untuk melihat diri mereka semata-mata sebagai boneka, objek seks, atau pembantu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Tentunya dengan dikeluarkannya film Barbie ini yang membungkus gagasan feminisme serta antipatriarki menimbulkan kontroversi baik dari kaum wanita maupun pria. Namun hal ini tidak menghentikan mereka untuk menjadi film box office dengan penghasilan terbanyak pada bulan ini.
Bagaimana menurut kalian? Apakah film ini betul-betul menyiratkan gagasan sensitif tentang feminisme dan isu krusial lainnya ataukah hanya murni film komedi sebagai bentuk kehidupan boneka barbie? Apakah kalian akan tetap akan membeli boneka Barbie atau melihatnya sebagai objek isu kehidupan yang lebih rumit?