Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Bolu Berendam dan Kue Asidah Kudapan para Raja Indragiri
26 Maret 2019 20:09 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kedua panganan itu memiliki lekatan dengan perjalanan sejarah panjang Indragiri sebagai sebuah kerajaan pernah berjaya.
Baik Bolu Berendam maupun Kue Asidah adalah kudapan favorit raja-raja pernah memerintah Kerajaan Indragiri.
Bolu kita kenal pada umumnya hasil panggangan oven atau dikukus. Tapi beda halnya dengan Bolu Berendam. Panganan khas masyarakat Melayu Indragiri ini disajikan dalam keadaan basah atau berkuah.
Kuah pada bolu ini unik. Bahannya adalah larutan gula diberi tambahan cengkeh, kayu manis dan adas.
Kombinasi itu menghasilkan bolu dengan cita rasa sangat unik. Jadi tak heran jika tahun 2017 silam, kudapan favorit raja-raja Indragiri ini meraih juara pertama kategori makanan tradisional terpopuler pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API).
ADVERTISEMENT
Bolu Berendam juga dan pernah tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kategori sajian kue bolu terbanyak dengan jumlah mencapai 100 ribu.
Dibutuhkan kesabaran ekstra untuk membuat bolu ini. Ada pula bumbu mistisnya, karena banyak pantangan atau harus diikuti.
Konon, pembuat kue tidak boleh menggunakan bantuan alat-alat bertenaga listrik. Selain itu, ketika meramu kue ini, bagi perempuan tidak diperkenankan kalau sedang datang bulan dan tidak boleh berkata-kata kasar. Kalau pantangan itu dilanggar, hasil akhir tidak akan mamsimal. Malah berbau anyir.
Kue Asidah
Lain lagi dengan kue Asidah. Kudapan khas masyarakat Indragiri Hulu (Inhu) ini adalah hasil dari perpaduaan tepung terigu dengan rempah-rempah seperti kayu manis, daun pandang, hingga cengkeh.
ADVERTISEMENT
Kue asidah memiliki tekstur yang lembut dengan sensasi rasa manis. Teknik penyajian Kue Asidah juga terbilang unik. Masyarakat Riau biasanya menyantap Asidah dengan menambahkan bawang goreng sebagai topping.
Kombinasi rasa manis dan gurih bawang goreng membuat rasa kue ini semakin unik saja. Belakangan, lantaran turut terkena modernisasi, ada juga yang menggunakan meses sebagai toppingnya.
Sama seperti saat membuat Bolu Berendam ada pantangan harus tak boleh dilanggar saat membuat kue ini. Selain itu ada aturan juga ketika menyantap kudapan para raja ini.
Kamu harus menyantap Asidah dimulai dari bagian bawah, karena jika diambil langsung dari bagian atas, kamu dapat dianggap tidak sopan.
Seorang warga kota Rengat kabupaten Inhu, Indra Saputra menuturkan, untuk membeli dan mencicipi kudapan ini tidak bisa didapat langsung begitu saja.
ADVERTISEMENT
Melainkan harus dipesan satu hari sebelumnya. Hal ini dikarenakan kedua kudapan tersebut dibuat tanpa bahan pengawet sehingga cepat basi.
“Untuk mendapatkan kue ini harus dipesan khusus satu hari sebelumnya. Biasanya dipesan sore atau malam hari. Kemudian pada keesokan harinya bisa dibeli dan dicicipi,” ujarnya.
Indra menjelaskan, untuk memesan kue ini, para pemburu kuliner bisa memesan di kota Rengat tepatnya di kampung seberang dan kampung dagang.
“Di daerah itu banyal ibu-ibu spesial membuat kue Asidah dan Bolu Berandam. Harga 1 kue mulai dari Rp 1.000 hinggaRp 3.000,” jelasnya.
Diungkapkanya, saat ini pemerintah kabupaten Indaragiri Hulu telah membuat peraturan daerah yang di tujukan kepada hotel-hotel dan restoran agar menyajikan kudapan tradisional ini di tempat-tempat usahanya.
ADVERTISEMENT
Mantap ya dua kudapan khas masyarakat Inhu tersebut! Ini membuat kita semakin bangga menjadi bangsa Indonesia. Keberagaman kuliner yang kita miliki nggak bakal ditemukan di belahan bumi lain. Dijamin nagih. (Raden Heru Main di Kali)