EKSKLUSIF - Curhatan Indra Sjafri Usai Ziarah ke Makam Ibu Tercinta

Konten Media Partner
13 Desember 2019 16:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PELATIH Timnas Indonesia U23, Indra Sjafri, saat ziarah ke makam ibunya, Syamsinur, di TPU Tampan, Jumat pagi, 13 Desember 2019. (Foto: IG Indra Sjafri)
zoom-in-whitePerbesar
PELATIH Timnas Indonesia U23, Indra Sjafri, saat ziarah ke makam ibunya, Syamsinur, di TPU Tampan, Jumat pagi, 13 Desember 2019. (Foto: IG Indra Sjafri)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Mengenakan pakaian olahraga terdiri dari baju kaos dibalut jaket dan training berwarna hitam dipadukan dengan les berwarna merah dan sepatu kets hitam, Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23, Indra Sjafri, bergegas langsung menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tampan, Jalan Garuda Sakti/Uka, Pekanbaru, Jumat, 13 Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Pesawat ditumpanginya, Batik Air ID6856 berangkat pukul 05.50 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta mendarat dengan sempurna di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pekanbaru, pukul 07.35 WIB.
Pesan Whatsapp dikirim Selasar Riau kemudian langsung dibalasnya sesaat usai mengaktifkan telepon selulernya.
"Baru mendarat," balas laki-laki kelahiran Lubuk Nyiur, Nagari IV Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 56 tahun silam, saat jarum jam menunjukkan pukul 07.43 WIB.
Indra kemudian mengatakan, ia akan ke kuburan ibunya, Syamsinur, wafat 2013 silam di Jalan Uka, Panam, Tampan.
Selasar Riau kemudian bergegas tancap gas menuju TPU Tampan, makam ibunya, berjarak 20 km dari titik nol Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Tapi apa hendak dikata, Indra Sjafri ternyata hanya sebentar saja, berdoa di makam ibunya, membersihkan kuburannya, lalu bergegas sarapan di Kedai Kopi Kimteng di Jalan Senapelan.
INDRA Sjafri ziarah ke makam ibunya, Syamsinur, Jumat, 13 Desember 2019. (Foto: IG Indra Sjafri)
Kami pun tancap gas ke sana, bersama adik sepupunya, mantan Ketua Real Estate Indonesia (REI) Riau, Jhon Satri.
Jhon kemudian mengatakan, ia harus jemput tokoh masyarakat Pesisir Selatan (Pessel) yang juga Guru Besar Universitas Riau, Adnan Kasry, untuk sarapan dan ngopi santai sambil mendengarkan cerita kiprah Timnas U23 di SEA Games Manila baru saja usai.
Di Kimteng, Indra telah dinanti oleh Direktur Utama PSPS Riau, Ardianto Rachman atau akrab disapa Anto Rachman.
"Saya langsung saja ke makam Ibu. Berdoa di sana, apa saya peroleh saat ini, tak terlepas dari doa Ibu selama ini," kata Indra Sjafri mengawali perbincangan dengan Selasar Riau, secara eksklusif.
ADVERTISEMENT
Bagi mantan juru taktik Timnas U-19 di masa era keemasan Evan Dimas ini, doa Ibunya, Syamsinur, membuatnya jadi seperti sekarang ini.
Tak hanya sang ibu, apanya (ayahnya), Anwar Ongga serta kedua mertuanya, adalah tempat ia mengadu dan berdoa sebelum bertarung membawa Timnas.
"Ibulah (Syamsinur) mendoakan saya jadi anak, manusia berguna bagi keluarga, bangsa dan negara ini. Sampai kapan pun, walau ditawari uang berapapun untuk melatih klub luar negeri, saya tak akan mau. Merah putih di dada saya," ungkap Indra dengan suara mantap.
PELATIH Timnas Indonesia U23, Indra Sjafri, saat menjelaskan kondisi cedera kakinya Evan Dimas kepada Jhon Satri dan Prof Adnan Kasry.
Apa Indra lakukan itu, menghormati orangtua, walau sudah tiada, kemudian diterapkan ke anak asuhnya di berbagai level Timnas tingkatan umur pernah ia arseteki.
Contohnya, sebelum ia berangkat ke Manila, Filipina, untuk SEA Games, Indra Sjafri, ziarah ke makam mertuanya, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
"Saya bahkan sebelum mengikuti turnamen, bawa nama negara, menyempatkan diri ziarah. Hal serupa saya lakukan ke anak-anak, setiap pemain menelepon orangtuanya, minta doa dan restu orangtua kalian, biar kita mendapat hasil terbaik," ujar anak pertama dari tiga bersaudara itu.
Apa Indra sampaikan itu kemudian menjadi curahan hatinya di akun media sosialnya, baik di Twitter maupun Instagram.
Laki-laki paruh baya yang pernah dua tahun melatih Persikalis Bengkalis dan PS Duri U-21 tahun 2007 silam ini menuliskan,
"Saat semua orang menghina dan menjauhimu karena kekalahanmu, tapi saat itu ibumu tidak pernah menjauh atapun malu untuk tetap bersamamu,"
Selama mengobrol dengan Indra di Kimteng, pelanggan yang mengenal wajahnya kemudian meminta izin untuk berfoto bersama.
PEKERJA Kedai Kopi Kimteng Senapelan tak mau kalah meminta foto dengan Indra Sjafri.
"Coach, boleh foto bersama," tanya seorang warga yang sedang sarapan kepada Indra Sjafri.
ADVERTISEMENT
"Ayo, silakan," jawab Indra dengan ramahnya.
Tak hanya sekali, bahkan puluhan warga ketika itu sedang sarapan tak mau kehilangan begitu saja momentum sesekali terjadi tersebut.
Akhirnya, setelah dua jam tanya jawab mendengarkan apa saja Indra alami saat membawa Timnas U23 Indonesia di SEA Games 2019 lalu, Indra meninggalkan Kimteng untuk Salat Jumat.
Raihan medali perak di SEA Games ini, di atas medali perunggu SEA Games 2017 silam dibawah pelatih asing asal Spanyol, Luis Milla.