Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Gadis Bengkalis Ini Sukses Kembangkan Olahan Tepung dari Biji Pohon Karet
4 Agustus 2021 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BENGKALIS - Bagi Dewi Melinda (29), masa kecil tak terlupakan saat ia bersama ayah dan ibunya pergi ke kebun karet atau getah di desanya.
ADVERTISEMENT
Saat kedua orang tuanya menakik atau menoreh batang pohon getah untuk diambil cairan berwarna putih yang keluar, maka ia bermain-main.
Terlahir dari orang tua petani karet di Desa Berancah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau, Dewi Melinda sudah sangat bersahabat dengan kebun getah penuh semak belukar.
Saat bermain-main sembaru melihat kedua orang tuanya bekerja, ia memperhatikan buah yang jatuh di sekitar batang pohong karet.
Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Jana Wiyanto dan Iis Sugiarti setiap harinya mengumpulkan buah pohin karet dari kebun dan membawanya pulang untuk dijadikan mainan anak seusianya.
Berawal dari seringnya membawa biji getah itu, Dewi memanfaatkan biji getah agar tidak menjadi limbah dan terbuang sia sia.
ADVERTISEMENT
Saat beranjak remaja, Dewi sudah mengenal biji getah yang berkulit sangat keras dengan isi biji berwarna putih, berbau sangat harum, hingga terpikir untuk mengelola menjadi makanan.
"Setelah dibawa pulang, kami ketuk dan lihat isinya. Sangat cantik dan baunya pun wangi. Saat itulah kepikiran untuk diolah menjadi makanan," cerita Dewi kepada Selasar Riau, Rabu (4/8/2021).
Keinginan memanfaatkan biji getah menjadi bahan makanan itupun dilakukanya. Dari tangan gadis itu, buah getah diolah menjadi tepung bahan makanan.
Bahan diolah tentunya dimanfaatkan oleh dewi untuk kebutuhan pribadi keluarga kecilnya. "Setelah hasilnya saya rasakan enak, barulah kita perkenalkan kepada tetangga dan warga," kenang Dewi.
Dengan inovasi dilakukannya, Dewi sudah bisa membantu perekonomian masyarakat Desa Berancah, Bantan, Bengkalis. Saat ini, Dewi menampung biji getah dari masyarakat untuk diolah menjadi tepung.
"Kita sekarang menerima biji getah dari masyarakat. Per kilogramnya kita bayar senilai Rp 3.000 sampai Rp 5.000," ungkap Dewi.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Dewi menampung biji getah dari masyarakat. Dalam setahun sebanyak dua kali. Sekali menampung bisa 1.000 Kg atau 1 ton. Kemudian, biji pohon karet itu diolah menjadi tepung.
"Walaupun hanya dua kali dalam setahun, kalau ada yang menawarkan dalam jumlah kecil tetap diterima," tuturnya.
Sejak 2005, pengelolaan biji getah menjadi tepung digunakan sebagai bahan berbagai macam makanan. Saat ini sudah 40 jenis makanan dari hasil olahan biji getah dimilikinya.
Semuanya dijual melalui UMKM yang dikelolanya bersama ibunya. Paling banyak diminati, di antaranya keripik brownies biji, brownies panggang biji, nastar biji.
"Penjualan cemilan ini tidak hanya di Bengkalis saja, akan tetapi sudah sampai keluar daerah orang memesanya, seperti Batam dan negara jiran, Malaysia," jelas Dewi.
ADVERTISEMENT
Kini, produk olahan dari biji getah, Desa Berancah Kecamatan Bantan berhasil mengharumkan Bengkalis di tingkat nasional.
Menurutnya, keberhasilan ia membawa inovasi pengelolaan biji getah menjadi bahan pangan ini tidak lepas dari dukungan masyarakat Bengkalis. Terutama Desa Berancah, Kecamatan Bantan.
Selain itu juga dukungan dari pemerintah daerah mulai dari Camat Bantan hingga Bupati serta DPRD Bengkalis.