Pesawat Tempur TNI AU Jatuh di Riau, KSAU: Saya Minta Maaf

Konten Media Partner
15 Juni 2020 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo bersiap dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta. Foto: Dok. Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo bersiap dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta. Foto: Dok. Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Kepala Staf TNI AU (KSAU), Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat tempur Hawk 209.
ADVERTISEMENT
KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan, warga sudah berpartisipasi dalam menyelamatkan pilot korban kecelakaan pesawat di Kampar.
"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf dan kami akan mengganti semuanya, terima kasih kepada warga dan juga aparat ikut membantu (evakuasi)" kata Fadjar, Senin, 15 Juni 2020, di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Terkait penyebab kecelakaan, TNI AU masih akan melakukan investasi untuk mengetahui apa penyebab kecelakaan, apakah karena kendala teknis atau ada human error.
"Kita akan investigasi, ini akan membutuhkan waktu sekitar 2 Minggu. Semoga kita segera dapat menemukan penyebab kecelakaan," tuturnya.
Namun yang jelas, Fadjar menegaskan, ledakan dirasakan masyarakat terjadi di daratan saat kebakaran, bukan saat pesawat tengah berada di udara.
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo bersiap dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, Jakarta. Foto: Dok. Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Pesawat ini merupakan jenis Hawk dibuat tahun 1990. Hingga hari ini jam terbang pesawat sudah mencapai 3.100. Jumlah ini masih dalam kategori normal.
ADVERTISEMENT
"Pesawat ini layak terbang, karena setiap yang digunakan akan dicek dahulu, sebelumnya pesawat ini juga terbang dan tidak ada permasalahan," terangnya.
Untuk sementara waktu, pesawat yang sejenis dengan pesawat ini tidak akan diterbangkan sampai investigasi selesai dilakukan.