Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Marcel Petiot, Dokter yang Bantai Puluhan Orang Yahudi saat Perang Dunia II
5 September 2020 20:03 WIB
Tulisan dari Selidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seorang dokter bernama Marcel Petiot dikenal sebagai pembunuh berantai yang bertanggung jawab atas tewasnya orang-orang Yahudi di Paris, Perancis. Dari tahun 1942 hingga 1944, Marcel total telah membunuh 27 orang di rumahnya. Pembunuhan tersebut juga terjadi saat PD II, dimana, komunitas Yahudi sedang terancam eksistensinya akibat pembantaian yang dilakukan oleh Partai Nazi Jerman.
ADVERTISEMENT
Petiot lahir pada 17 Januari 1897 di Auxerre, Perancis. Dari laporan kepolisian, seorang psikiater pernah mendiagnosis Marcel menderita penyakit jiwa pada tanggal 26 Maret 1914. Setahun berselang, ia dikeluarkan dari sekolah. Selama Perang Dunia I, Marcel direkrut menjadi tentara Perancis pada Januari 1916. Militer Perancis juga mencatat bahwa Marcel menunjukkan gejala gangguan mental.
Pada tahun 1918, ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa setelah menembak kakinya sendiri. Diagnosis sakit jiwa + penembakan di kaki yang membuatnya cacat cukup menjadi alasan untul memberhentikannya dari militer. Setelah perang berakhir, ia mengikuti program pendidikan akselerasi bagi veteran perang dan menyelesaikan sekolah kedokteran. Pasca lulus, ia bekerja sebagai dokter magang di rumah sakit jiwa Evreux. Ia menerima gelar kedokterannya pada bulan Desember 1921 dan pindah ke Villeneuve-sur-Yonne.
Di Villeneuve-sur Yonne, ia dikenal sebagai dokter yang diragukan kemampuannya. Beberapa kali, diberitakan Marcel memasok obat-obatan narkotika, dan pelaksanaan aborsi ilegal. Korban pertama Marcel adalah Louise Delaveau, putri seorang pasien lanjut usia. Ia berselingkuh dengan Louise pada tahun 1926. Beberapa bulan berselang, dilaporkan bahwa Louise menghilang. Tetangga rumah menyatakan bahwa Marcel terlihat memasukkan seorang manusia ke dalam bagasi mobilnya. Pada tahun yang sama, Marcel mencalonkan diri sebagai wali kota. Ia menyewa seorang asisten untuk mengganggu debat politik dengan lawannya dan berhasil menang. Begitu menjabat, dia menggelapkan dana kota. Selanjutnya pada tahun 1927, ia menikah dengan Georgette Lablais.
ADVERTISEMENT
Kepala prefektur (provinsi) setempat menerima banyak keluhan, terutama terkait aktivitas kriminal dan kasus korupsi Marcel. Akhirnya, ia sepakat menskors Marcel sebagai walikota pada Agustus 1931 dan memaksanya untuk mengundurkan diri. Lima minggu kemudian, Marcel mencalon diri sebagai anggota DPRD untuk distrik Yonne dan menang. Akan tetapi setahun berselang, ia ditendang dari kursinya setelah dituduh mencuri listrik desa. Selain itu saat menjadi anggota DPRD, ia ternyata telah menetap di Paris.
Di Paris, ia membuka praktik dokter dan tetap memiliki desas desus atas praktik aborsi ilegal dan penyalahgunaan obat-obatan. Pada tahun 1936, ia diangkat menjadi médecin d'état-civil dengan wewenang untuk menulis sertifikat kematian. Pada tahun yang sama, dia sempat dipenjarakan atas kasus pencurian, tetapi dibebaskan pada tahun berikutnya.
Setelah pecahnya Perang Dunia II dan jatuhnya Prancis di tangan Jerman, Petiot mulai memberikan sertifikat medis palsu kepada warga negara Prancis yang direkrut untuk kerja paksa ke Jerman, dan merawat pekerja sakit yang telah kembali. Penipuan terbesar Marcel adalah memberikan jasa perjalanan yang aman ke Argentina, AS, atau negara-negara amerika latin lainnya melalui Portugal. Dengan nama samaran Dr. Eugene, ia membuka tarif seharga 25.000 Franc per orang. Jasa tersebut sangat diminati oleh orang Yahudi di Eropa. Pasalnya, komunitas mereka menjadi objek pembantaian blok Axis yang dipimpin oleh Nazi Jerman saat Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang meminta jasanya diharuskan untuk ke rumahnya terlebih dahulu. Di rumahnya, pembantaian pun terjadi. Ia menyuntikan korban dengan sianida dan mengambil barang berharga korban lalu membuang mayat korban di Sungai Seine. Kemudian, Marcel mengubah metode penghilangan mayat dengan cara membakarnya atau menenggelamkannya di dalam air kapur.
Gestapo, polisi rahasia milik Nazi Jerman mencoba menyelidiki jasa Dr. Eugene. Beberapa polisi berhasil menangkap asisten Dr. Eugene. Saat disiksa, mereka mengakui bahwa Dr. Eugene adalah Marcel Petiot. Gestapo membebaskan asisten Dr. Eugene pada Januari 1944.
Pada tanggal 6 Maret 1944, para tetangga memperhatikan bahwa api menyebar dari cerobong asap rumah Dr. Eugene. Asap tersebut berbau tidak sedap. Tetangga memberi tahu polisi atas gangguan tersebut. Ketika polisi menelepon Petiot, dia menyuruh mereka menunggunya. Namun, 30 menit kemudian, polisi terpaksa memanggil pemadam kebakaran untuk menghentikan penyebaran api. Ketika petugas pemadam kebakaran masuk melalui jendela lantai dua, mereka menemukan mayat dan bagian tubuh yang mengerikan.
ADVERTISEMENT
Ketika Marcel tiba di rumahnya, ia mengklaim bahwa ia adalah anggota Perlawanan Prancis dan mengklaim bahwa tubuh itu adalah orang Jerman, pengkhianat, dan mata-mata. Karena masyarakat pada umumnya menyetujui kegiatan perlawanan, polisi enggan menangkap Marcel, sehingga mereka membebaskannya.
Akan tetapi, komisaris polisi Paris, Georges Victor Massu yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut menyatakan bahwa terdapat pertanyaan mendasar atas kasus tersebut. Apakah Marcel berada di pihaknya, atau di pihak Gestapo? Dalam sebuah telegram, pemerintah Jerman menginstruksikan polisi untuk menangkap Marcel dengan tuduhan orang gila yang berbahaya. Komisari polisi Jerman, Robert Jodkum menyatakan bahwa Gestapo menangkap Marcel karena dicurigai ia telah menyelundupkan orang Yahudi. Polisi juga menemukan seorang pria yang berniat melarikan diri tetapi berubah pikiran. Dia berkata bahwa Marcel telah menawarkan perjalanan ke Amerika Selatan dengan biaya 25.000 franc.
Polisi berhasil mengidentifikasi dua korban yang akan bersaksi melawan Marcel dalam persidangan narkotika 1942. Ini adalah pertama kalinya polisi membuktikan kecurigaan mereka bahwa para saksi telah dibunuh. Saudara laki-laki Marcel, Maurice, mengaku bahwa dia telah mengirimkan air kapur ke rumah Marcel atas perintah saudaranya. Dia didakwa dengan konspirasi untuk melakukan pembunuhan, dan dipenjara. Istri Marcel, Georgette Petiot juga ditangkap karena dicurigai membantu suaminya, begitu pula kaki tangan Petiot, Nezondet dan Porchon, serta Albert dan Simone Neuhausen. Putusan persidangan Marcel sempat tertunda akibat dimulainya Invasi Normandia pada tanggal 6 Juni 1944.
ADVERTISEMENT
Pada 19 Maret 1946, Marcel divonis mati akibat 135 dakwaan pidana. Ia hanya mengakui membunuh 19 orang. Akan tetapi, pengadilan memutuskan bahwa Marcel telah membunuh 27 orang. Polisi meyakini bahwa jumlah orang yang dibunuh Marcel lebih banyak. Ia dipenggal pada 25 Mei 1946 menggunakan guillotine.
Sumber: http://murderpedia.org/male.P/p/petiot-marcel.htm