Konten dari Pengguna

3 Desa Adat di Bali yang Wajib Diketahui Pelancong Pulau Dewata

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
4 Desember 2023 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi desa adat di Bali. Sumber: Unsplash/Aditya Nara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi desa adat di Bali. Sumber: Unsplash/Aditya Nara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengunjungi berbagai sudut wilayah dapat dilakukan saat mengunjungi Pulau Dewata, Bali. Bagi pelancong yang gemar berpetualang, tidak ada salahnya untuk mampir ke desa adat di Bali.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari repo.undiksha.ac.id, desa adat atau bisa disebut desa pakraman mengacu pada masyarakat tradisional yang masih terikat dengan adat istiadat daerah setempat. Wilayah ini dapat ditemukan saat pelancong sedang menjelajah Pulau Dewata.

Desa Adat di Bali

Ilustrasi desa adat di Bali. Sumber: Unsplash/Ruben Hutabarat
Para pelancong penggemar petualang jika ingin mengunjungi desa adat di Bali, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu informasi tentang daerahnya. Berikut penjabaran beberapa desa adat yang ada di Bali sebagai wawasan.

1. Desa Cempaga

Desa satu ini terletak di Kabupaten Buleleng yang memiliki pemandangan alam yang mempesona. Menjadi salah satu desa tua atau bisa disebut Bali Aga, Desa Cempaga memiliki laut dan air terjun yang mampu memanjakan mata.
Selain kekayaan alam yang menakjubkan, desa yang ada di Bali ini juga terdapat tarian sakral yang memiliki maknanya tersendiri. Salah satunya tari Jangkang yang bermakna lambang prajurit perang Darma melawan Adarma pada hari tiga buta dungulan, ditampilkan saat Hari Raya Kuningan.
ADVERTISEMENT

2. Desa Nyuh Kuning

Di Kecamatan Ubud masih ada sebuah desa yang kental dengan adat istiadatnya yaitu Desa Nyuh Kuning. Pertunjukan tari masih sering digelar pada malam hari antara lain tari Kecak, tari Legong, tari Barong, dan masih banyak lagi.
Selain kaya akan budaya, desa ini sering kali dikunjungi oleh pelancong lokal maupun mancanegara. Banyaknya pengunjung membuat warga setempat membuka rumah tinggal sebagai tempat yang bisa dijadikan untuk penginapan.

3. Desa Sidetapa

Berada di kawasan pegunungan Bali, Desa Sidetapa masih terjaga keasrian dan kesejukan udaranya. Termasuk ke dalam jajaran desa tua, desa satu ini sudah ada sejak tahun 785 Masehi.
Di desa ini juga masih bertahan beberapa rumah adat Bale Gajah Tumpang Salu. Nama rumah tersebut menyimpan makna tersendiri. Bale memiliki arti rumah, gajah memiliki arti besar, dan tumpang salu memiliki arti tiga bagian rumah, yaitu Nista Mandala, Nista Madya Mandala, dan Utama Mandala.
ADVERTISEMENT
Pada bagian Nista Mandala digunakan untuk menerima tamu atau kerabat, Nista Madya Mandala sebagai tempat pemilik rumah untuk beraktivitas, dan Utama Mandala sebagai tempat yang disakralkan untuk sembahyang.
Desa adat di Bali yang masih melestarikan adat istiadat menjadi sebuah wawasan bagi para pelancong yang berkunjung ke Bali. Sederet informasi di atas semoga menjadi bermanfaat. (NIS)