Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan dalam Agama Hindu

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
Konten dari Pengguna
29 Februari 2024 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, sumber: unsplash/RubenHutabarat
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, sumber: unsplash/RubenHutabarat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada beberapa perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang jarang diketahui oleh masyarakat dari luar Bali. Sekilas hari raya tersebut memang terlihat tidak jauh berbeda. Namun, keduanya memiliki tujuan masing-masing dalam pelaksanaannya.
ADVERTISEMENT
Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan adalah dua hari raya keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu. Meskipun berbeda, keduanya masih berkaitan satu sama lain.

Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan

Ilustrasi Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, sumber: unsplash/NickFewings
Mengutip buku Merawat Pluralisme Merawat Indonesia, Made Saihu (2019), Hari Raya Galungan dan Kuningan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun oleh umat agama Hindu. Beberapa perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yakni sebagai berikut.

1. Hari Raya Galungan

Hari Raya Galungan merupakan hari raya suci agama Hindu yang tujuannya untuk menyatukan kekuatan rohani. Dengan begitu, umat yang merayakannya akan memperoleh pikiran yang tenang. Hari Raya Galungan diselenggarakan setiap hari Rabu pada wuku Dungulan.
Istilah 'Galungan' berasal dari bahasa Jawa Kuno yang maknanya 'Bertarung'. Kata Galungan disebut juga dengan 'Dungulan' yang maknanya 'Menang'.
ADVERTISEMENT

2. Hari Raya Kuningan

Hari Raya Kuningan adalah hari raya agama Hindu yang dilakukan untuk memohon perlindungan, keselamatan, dan tuntunan lahir batin kepada Dewa, Bhatara, dan Pitara. Hari raya ini juga dinamakan Tumpek Kuningan yang diselenggarakan setiap hari Sabtu pada wuku Kuningan.
Istilah 'Kuning' dalam kata 'Kuningan' mempunyai makna 'berwarna kuning' dan wuku yang kedua belas. Wuku merupakan kalender Bali yang menggunakan sistem perhitungan 1 wuku sama dengan 7 hari.
Perlu diketahui bahwa 1 tahun kalender wuku memiliki 420 hari. Jarak antara Galungan dan Kuningan, yakni 10 hari berdasarkan kalender Bali.

Sejarah Hari Raya Galungan dan Kuningan

Ilustrasi Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, sumber: unsplash/JeremyBishop
Menurut lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan dirayakan pertama kali pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) tahun 882 Masehi (tahun Saka 804). Lontar tersebut merupakan pustaka suci (yang disucikan) atau kitab pedoman yang disimpan oleh umat Hindu.
ADVERTISEMENT
Lontar Purana Bali Dwipa berbunyi, "Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya."
Maknanya adalah "Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka."
Itulah perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Keduanya merupakan hari raya suci yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali sesuai tanggal pelaksanaannya. (DLA)