Sejarah Upacara Melasti yang Dilakukan Masyarakat Bali

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
Konten dari Pengguna
18 Oktober 2023 11:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah upacara melasti, sumber foto: unsplash.com/Ruben Hutabarat
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah upacara melasti, sumber foto: unsplash.com/Ruben Hutabarat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Upacara Melasti adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali sebelum merayakan Hari Raya Nyepi. Sejarah upacara melasti sudah ada sejak zaman dahulu.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini upacara melasti masih terus dilakukan oleh masyarakat Bali. Upacara ini dijadikan sebagai media atau ritual untuk melakukan penyucian diri.

Sejarah Upacara Melasti

Ilustrasi sejarah upacara melasti, sumber foto: unsplash.com/Ruben Hutabaratsumber foto: unsplash.com/Ruben Hutabarat
Dikutip dari buku Upacara Ngusaba Goreng karya I Made Suta, (2021), upacara melasti atau melis biasanya dilaksanakan di tempat-tempat yang memiliki sumber air kehidupan, seperti pantai, danau, atau sungai.
Dalam upacara ini, masyarakat membawa peralatan suci dan sesajen untuk memohon kekuatan dan kesucian kepada Sang Hyang Widhi.

Latar Belakang Upacara Melasti

Sejarah upacara Melasti bermula dari adanya Tahun Baru Saka dan Hari Raya Nyepi. Tahun Baru Saka adalah perhitungan kalender yang digunakan oleh umat Hindu di Bali, yang berbeda dengan kalender Masehi atau Hijriyah.
Tahun Baru Saka jatuh pada bulan Maret atau April setiap tahunnya, dan ditandai dengan Hari Raya Nyepi. Hari Raya Nyepi adalah hari suci yang diisi dengan kegiatan berdiam diri, tidak bekerja, tidak berpergian, tidak menyalakan api, dan tidak bersenang-senang.
ADVERTISEMENT
Tujuannya adalah untuk merenungkan diri, membersihkan pikiran, dan memulai kehidupan baru dengan lebih baik. Hari Raya Nyepi juga merupakan hari untuk menjaga keseimbangan alam dengan mengurangi aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan.
Untuk mengaktualisasikan kesempatan memiliki kehidupan yang baru, masyarakat Bali melaksanakan Upacara Melasti sebagai media ritual untuk menyucikan diri dan alam.
Upacara ini dilakukan beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi, biasanya pada Panglong 13 bulan Ciatra (Sasih Kesanga) atau tiga hari sebelum Nyepi.

Makna Upacara Melasti

Upacara Melasti memiliki makna sebagai upacara pembersihan Bhuwana Agung atau jagat raya, baik dari diri sendiri maupun alam semesta. Dengan menggunakan air kehidupan, diharapkan dapat menghanyutkan kotoran alam dan karma buruk yang ada dalam diri manusia maupun alam.
ADVERTISEMENT
Air kehidupan juga merupakan simbol dari sumber kehidupan yang harus dijaga dan disyukuri. Selain itu, Upacara Melasti juga memiliki makna sebagai upacara permohonan kepada Sang Hyang Widhi agar umat Hindu diberikan kekuatan dalam melaksanakan Hari Raya Nyepi.
Sejarah upacara melasti sudah sangat panjang, karena upacara ini sudah dilakukan sejak zaman leluhur. Upacara ini juga memiliki makna yang sangat mulai bagi umat Hindu di Bali. (WWN)